Jumat, 11 November 2016

Tatalaksana Pemeliharaan Unggas Bibit



PEMELIHARAAN INDUK PETELUR



Pemeliharaan ayam bibit merupakan pemeliharaan ayam induk (pardaryani dan Santosa, 2003), usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilkan ternak untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikonsumsi. Pembibitan (breeding) dalam usaha peternakan ayam petelur komersial sangat penting dan sangat perlu mendapat perhatian yang khusus. Hal ini dilakukan untuk menjaga dan mendapatkan kualitas DOC final stock yang bagus. Jika pemeliharaan ayam tidak baik maka potensi genetik dari induk tidak dapat berproduksi optimal . Pemeliharaan ayam petelur dibagi menjadi 3 tahap pemeliharaan. Tahap pertama disebut dengan periode  starter, grower  dan tahap berikutnya disebut dengan periode layer (Produksi). Periode starter dimulai dari umur 1 hari sampai umur tertentu sesuai dengan strain yang dipelihara,  periode berikutnya disebut periode grower (Pertumbuhan) dengan rentang umur sesuai strain. Periode layer dimulai dari ayam bertelur pertama kali  sampai ayam diafkir.

1.  Pemeliharaan Ayam Periode Indukan (Fase Starter)

Periode dari ayam umur sehari sampai awal bertelur pertama merupakan waktu yang sangat penting bagi produksi telur. Pada masa ini kapasitas fisiologi ayam berkembang. Kesuksesan pemeliharaan pada periode ini sangat menentukan produksi telur pada periode layer. Setiap keterlambatan berat badan pada umur 4-5 minggu akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat pada saat umur 16 minggu. Hal ini akan menyebabkan waktu bertelur pertama tertunda dan ukuran telur yang kecil.

Keberhasilan pada fase ini dipengaruhi oleh kualitas DOC, Pakan, pengendalian penyakit dan pemeliharannya. Untuk mencapai pertumbuhan yang standar maka harus didukung dengan kualitas DOC yang baik, pakan yang baik,      pengendalian kesehatan yang baik, dan pemeliharaan yang baik pula. 
Periode starter dimulai dengan kegiatan pemilihan strain DOC, persiapan kandang dan peralatan, perlakuan saat DOC datang, pemberian pakan dan minum, pengaturan cahaya, penimbangan, pemotongan paruh dan program pencegahan penyakit.

1.1. Pemilihan Strain Ayam

Pemilihan strain ayam merupakan langkah awal yang harus ditentukan agar pemeliharaan berhasil. Jenis  strain ayam petelur telah dijelaskan pada bab 2.  Tujuan pemeliharaan, permintaan pasar, fanatisme terhadap strain tertentu, potensi genetik dan ketersediaan DOC dipasaran adalah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan strain ayam petelur induk. Tujuan pemeliharaan misalnya apakan akan memelihara tipe ayam kecil atau ayam sedang. Permintaan pasar juga sangat menentukan, di Indonesia lebih suka telur berwarna coklat daripada putih, kemudian dalam penjualan apakah dijual per butir atau per kg. Untuk yang dijual per butir maka peternak akan memilih tipe ayam kecil (ringan) sedang untuk penjualan dengan ditimbang maka peternakakan meilih tipe sedang.

DOC (kuri) yang baik adalah sbb:
·      mempunyai bobot sesuai dengan standar masing-masing strain ayam, minimal 33 gram
·      ukuran seragam (ukuran keseragaman minimum 80%),
·      lincah serta tidak mengalami cekaman stress dan dehidrasi,
·      pusarnya sudah kering, cukup sering besuara,
·      kondisi fisik sehat, kaki normal, dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak ada kelainan bentuk dan cacat fisik, kaki berisi , bulu dan mata cerah,
·      tidak kelihatan adanya gangguan pernafasan
·      warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan kondisi bulu kering mengembang
·      jaminan kematian DOC pada saat penerimaan maksimal 2%.  

1.2. Kandang dan  Peralatan

Pemeliharaan ayam memerlukan ruang, tempat pakan dan minum. Kebutuhan ruang, tempat pakan dan minum tertera pada Tabel. 35. Persiapan kandang membutuhkan waktu yang relatif lama karena kandang dibersihkan dan diistirahatkan, yang dilakukan agar siklus penyakit terputus sebelum pemeliharaan ayam dimulai. Tahapan persiapan kandang yang harus dilakukan sbb;

1.2.1. Sanitasi

Penyemprotan kandang dengan obat kutu serangga kedalam kotoran, kawat kandang, kayu, dn bagian bangunan kandang lainnya. Tujuannya agar serangga mati dan tidak pindah tempat pada saat litter dan peralatan kandang di angkat.

1.2.2. Pembersihan Kandang

Litter bekas dan peralatan kandang dikeluarkan dari dalam kandang. Litter dimasukan dalam karung dan dikeluarkan dari kandag untuk ditempatkan ditempat yang disediakan. Pencucian kandang dengan air dan deterjen. Pembersihan dapat dilakukan dengan menyemprokan air dan deterjen dengan pompa bertekanan tinggi sehingga kotoran yang menempel bisa lepas.

Penyemprotan ulang kandang dengan obat kutu (serangga). Kegiatan ini bertujuan untuk membunuh serangga yang lolos atau tidak mati pada penyemprotan pertama

1.2.3. Perbaikan Fisik Kandang.

Bagian kandang yang rusak, lantai, kawat atau dinding dan atap yang rusak segera diperbiki. Perbaikan bisa menggunakan jasa tukang profesional atau dikerjakan sendiri untuk menekan biaya.

1.2.4. Penyemprotan Desinfektan.

Merek dagang desinfektan ada bermacam-macam. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan anjuran dosis yang tertera pada label produk.

1.2.5. Pembersihan Peralatan

Tempat makan, minum, pemanas dan peralatan lainnya dibersihkan diluar kandang sebelum dimasukkan. Pencucian dilakukan dengan air, kemudian dicelupkan kedalam larutan desinfektan yang tidak membahayakan ayam.






Table 35. Kebutuhan Kandang dan Peralatan



Kandang Lantai
Kandang sangkar

Umur
minggu
0 – 2
2 - 5
0 - 3
3 – 5
Kepadatan ayam
ekor / m2
30
20
80
45

cm2 / Bird


125
220
Tempat Air minum
ekor / tempat minum
75
75
80 (1)

Tempat Pakan
ekor / nampan
50

(3)


cm of trough feeders
4
5
2
4

Birds / Round feeder
35
35


Lapisan Koran dibuat rangkap 7, kemudian diambil tiap hari satu lembar


1.2.6. Pemberian Litter

Pemberian litter dengan menggunakan sekam atau serbuk gergaji yang telah difumigasi digudang penyimpanan. Ketebalan litter berkisar 7.5 cm

1.2.7. Pemasangan Peralatan

Pemasangan tempat pakan, minum, pemanas dan pembatas (chick guard).  Peralatan yang digunakan pada periode starter yaitu tempat pakan, tempat minum, koran sebagai alas, alat pemanas (gasolek) dan chick guard (lingkar pembatas). Peralatan harus dalam keadaan bersih agar anak ayam terhindar dari penyakit.

Dalam chick guard (lingkar pembatas) dipasang sebuah gasolek pada ketinggian 1,0-1,2 m dengan kemiringan 45°. Kapasitas satu chick guard untuk 500-750 ekor. Empat jam sebelum DOC datang, pemanas sudah dinyalakan sehingga pada saat DOC datang suhu sudah stabil yaitu 35°C. Tempat pakan dan minum diletakkan di dalam chick guard yang telah dialasi Koran. Tempat pakan yang digunakan yaitu feeder tray dan tempat minum berbentuk galon. Tempat pakan dan tempat minum disusun secara selang-seling dan melingkar mengikuti chick guard. Air minum yang digunakan air dengan campuran gula 5 g/l air.

1.2.8. Fumigasi

Setelah semua siap, persiapan paling akhir adalah fumigrasi. Fumigasi dengan tiga kali kekuatan. Bahan untuk fumigasi tersedia berbagai pilihan, sesuaikan dengan ketersediaan dilokasi peternak yang paling sering dipakai antara lain formalin dan KmnO4.  Fumigasi harus dilakukan dengan hati-hati denga menggunakan mngkuk yang tahan panas.

1.3. Pengaturan Temperatur

Anak ayam umur sehari (DOC) memerlukan temperatur yang mirip dengan temperatur induknya. Masing-masing strain memerlukan temperatur yang berbeda, sebaiknya dalam pengaturan temperatur mengikuti petunjuk dari perusahaan produsen DOC. Misal untuk ayam ISA brown temperatur  pada 13 hari 33º C, sedang untuk hyline brown sekitar 33º - 35º C. namun demikian kontrol yang paling baik adalah dengan mengamati kondisi DOC. Indikasi dari kenyamanan DOC dapat dilihat dari posisi DOC terhadap brooder (pemanas).
·      Anak ayam menggerombol dibawah indukan menandakan temperatur terlalu dingin
·      Anak ayam yang menjauh dari brooder (berada disisi kandang) mengindikasi terlalu panas
·      Kondisi ideal adalah DOC menyebar diseluruh kandang yang dibatasi dengan Chick guard.

Pada saat DOC datang usahakan temperatur kandang mencapai 31-33º C. pemanas harus dihidupkan beberapa jam sebelum DOC datang. Kebutuhan pemanas bervariasi antara 2 – 3 minggu, tergantung kondisi temperatur diluar kandang dan pertumbuhan ayam. Adapun pengaturan temperatur seperti tertera pada tabel 36.

Table 36. Standar Temperatur  0 – 4 minggu

Umur( hari)
Temperature (º C)
0-3
33 – 35
4-7
33 – 35
8-14
31 – 33
1.4. Perlakuan Saat DOC Datang

DOC dihitung dan dibagi ke dalam chick guard dengan jumlah yang sesuai. Setelah dihitung, dilakukan  penimbangan secara acak . Tujuan dilakukan penimbangan adalah untuk mengetahui bobot badan rata-rata anak ayam.

Pemeliharaan jantan dan betina dipisahkan agar pengontrolan pakan dan pemeliharaan mudah dilakukan untuk mencapai bobot badan standar. DOC yang berada di dalam chick guard dapat langsung minum dan makan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

1.5. Pemberian Pakan dan Minum

Pemberian pakan pada periode starter dilakukan secara tidak terbatas (ad libitum) hingga ayam berumur 3-4  minggu. Pakan yang digunakan berbentuk crumble.  Pemberian minum untuk periode starter dilakukan ad libitum dengan penambahan vitamin dan antibiotik. Air yang diberikan harus memiliki bebarapa syarat yaitu:
·      Kualitas air bebas dari pencemaran berbagai jenis logan berat dan mikrorganisme patogen, pH netral (6,5-7,2), tidak berbau, warnanya jernih serta temperatur antara 18º C-25º C
·      Kuantitasnya tersedia dalam jumlah tidak terbatas, dalam kondisi segala cuaca

Pada kandang postal maka pemberian pakan bisa diberikan adlibitum (habis langsung diisi) bisa lebih dari 8 kali perhari. Pemberian pakan dengan jalan ini selain untuk mengejar target bobot badan juga akan membuat ukuran tembolok akan lebih besar sehingga akan mendorong pencapaian feed intake pada waktu memasuki fase produksi.

Untuk mengkondisikan DOC supaya cepat beradaptasi dengan lingkungan maka dapat dilakukan dengan cara langsung memberikan pakan pada DOC yang baru ditebar. Keuntungan dengan cara ini maka DOC akan sesegera mungkin mengoptimalkan fungsi-fungsi organ pencernaan sehingga kandungan kuning telur sebagai cadangan makanan akan segera terserap habis, karena jika kuning telur tidak segera terserap habis maka akan mengganggu pertumbuhan DOC itu sendiri.

Kandungan nutrisi pakan pada berbagai fase untuk induk ayam. Masing-masing tertera pada tabel 37 Namun demikian jika membeli pakan jadi maka masing-masing merek pakan yang tersedia pasaran juga sedikit berbeda.

Langkah-langkah untuk menjaga kualitas pakan
·      Pengujian pakan pada laboratorium yang bersertifikat resmi setiap pergantian jenis pakan, merek atau pembelian pakan dalam jumlah besar. Periksa kondisi fisik pakan saat penerimaan pengiriman pakan
·      Lakukan manajemen fist in first out (FIFO). Pakan yang pertama kali datang harus lebih dulu digunakan.
·      Penyimpanan yang baik seperti pemberian alas (pallet) pakan, kelembaban gudang yang baik, temperatur dan entilasi yang baik. (secara rinci akan dijelaskan pada bab Pakan)
·      Berikan ransum secara periodik, saat masa awal pemberian setiap 2-3 jam, sedangkan pada ayam dewasa 2-3 kali perhari.
·      Untuk meningkatkan nafsu makan dilakukan pembalikan atau mengosongkan tempat ransum pada siang hari
·      Jika terjadi penurunan konsumsi pakan kita harus cepat mengevaluasi penyebabnya dan segera mengatasinya.

Table 37. Nutrisi Pakan Induk



starter
grower
layer
Kadar air
%
14
14
14
ME
Kkal/kg
2975
2875
2750
protein
%
18-20
16
17-18
lemak
%
2,5-7
2,5-7
2,5-7
SK
%
6,5
7
7
Ca
%
1,2
1,2
3,25-4
P
%
0,65-0,9
0,6-0,9
0,6-0,9
lysin
%
0,9
0,65
0,78
Methinoin
%
0,4
0,3
0,38

Beberepa perusahaan pembibitan membuat panduan pemberian pakan. Pedoman tersebut hanya sebagai perkiraan saja karena banyak faktor yang berpengaruh yang perlu dipertimbangkan. Faktor tersebut misal jenis strain DOC, kualitas pakan, temperatur sekitar lokasi di luar kandang, dll. Jadi pemberian pakan lebih mempertimbangkan target pertumbuhan sesuai dengan umur ayam. Tabel 38 menunjukkan kebutuhan pemberian pakan dari umur 1 sampai 18 minggu.







Tabel 38.Pemberian Pakan

Umur (mg)
ISA brown (gram/hari)
Hyline brown
Hisex brown
Lohman brown
1
11
13
10
12
2
17
20
21
17
3
25
25
26
22
4
32
29
31
29
Sumber: manual ISA, Hyline, Hisex dan lohman Brown, 2008

1.6. Pengaturan Cahaya

Pemberian cahaya pada periode starter bertujuan untuk memacu pertumbuhan dan agar ayam dapat mengenal lingkungannya dengan baik. Faktor yang penting dalam program penacahayaan adalah lama waktu penyinaran, besarnya intensitas cahaya dan kapan pencahayaan tersebut dilakukan. Intensitas cahaya yang diberikan antara 20-40 lux. Program pencahayaan untuk ayam periode starter disajikan pada Tabel 39. Pada minggu pertama diberikan cahaya selama 24 jam, dengan tujuan agar anak ayam mudah mengenali tempat pakan, tempat air minum dan memacu pertumbuhan.

Pada saat ayam berumur 1-14 hari, tirai penutup kandang yang berwarna putih dalam keadaan tertutup dan tirai yang berwarna hitam dalam keadaan terbuka sehingga cahaya luar dapat masuk. Pada malam hari, pencahayaan dilakukan menggunakan lampu. Setelah ayam berumur 15 hari tirai penutup dalam keadaan tertutup dan 1-2 kipas dinyalakan. 1 jam 30 menit disarankan menambah cahaya pada waktu tengah malam.

Pada prakteknya setiap pembibit menerapkan metode yang berbeda. Misal pada doni farm, setelah ayam berumur 15 minggu maka lama pencahayaan hanya mengandalkan sinar matahari (12 jam). Tidak perlu penambahan cahaya lampu pada malam hari, dengan tujuan untuk menghambat dewasa kelamin dini dan mencegah ayam kegemukan dengan mengurangi waktu makan ayam

Black out (ruangan dibuat setengah gelap) pada umur 15-17 minggu untuk mengontrol hormon reproduksi sehingga kematangan organ reproduksi serentak.

Tabel 39. Program Pencahayaan Periode Starter (Intensitas 40 lux)

Umur   (hari)
Lama Penerangan (jam/hari)
1-3
24
4-7
22
8-14
20
15-21
19
22-35
18
36-49
17
50-63
16
64-77
15
78-91
14
92-5% bertelur
Cahaya alami atau 12 jam.30 menit
5% bertelur
14 jam,+ 1 jam, 30 menit
30% bertelur
15 jam +1 jam  30 menit
60% bertelur
16 jam + 1 jam 30 menit
Setelah 60%
16 jam +1 jam 30 menit
Sumber: Hendric Genetic, 2008,

Perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan untuk satuan luasan kandang daat dihitung berdasarkan lus kandang, intensitas cahaya, daya lampu dan faktor konstanta. Berikut ini adalah rumus perhitungan jumlah lampu:

Σ lampu = luas kandang x intensitas cahala/watt lampu xK faktor

K faktor merupakan konstanta yang nilainya tergantung daya lampu yang digunakan.

Watt
15
25
40
60
100
K
3,8
4,2
4,2
5,0
6,0

Contoh:
·      luas kandang 100 m2,
·      daya lampu 100 watt,
·      intensitas cahaya 20 lux,
·      nilai K 6,0
jumlah lampu yang digunakan = 100 X 20/100 X 6 = 3,3 dibulatkan 4 lampu

1.7. Mengontrol Pertubuhan Ayam

Penimbangan ayam dilakukan setiap minggu secara acak dengan sampel 10% dari jumlah ayam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf (2001), bahwa penimbangan dilakukan secara acak dengan jumlah sampel kurang lebih 10% dari populasi ayam. Penimbangan dilakukan sebelum ayam diberi makan.

Tujuan penimbangan ini adalah untuk mengetahui bobot badan anak ayam sehingga pengontrolan bobot badan dan tingkat keseragaman ayam pada periode starter dapat dicapai. Anak ayam yang berbobot badan kecil dan lemah dipisah pada brooder yang berbeda untuk diberi perlakuan yang intensif.

Memasuki minggu ke-4 maka dapat dilakukan penimbangan secara random kurang lebih 20% untuk mengetahui uniformity ayam. Dan segera dipisahkan untuk ayam yang beratnya dibawah standar untuk dilakukan treatment perpanjangan pemakaian pakan starter. Keseragaman berat ayam minimal 70% pada umur 3-10 minggu, dengan penyimpangan berat ayam ± 10%. Sedangkan pada umur 15 minggu keseragaman ayam harus mencapai 75%. Standar berat ayam untuk berbagai strain ayam berbeda. Rata rata berat ayam umur 4 minggu, untuk ayam betina 280 gram dan ayam jantan 290 gram.

Pencapaian berat badan standar menjadi tolok ukur keberhasilan produksi telur. Berat badan yang berlebih dapat mengganggu pada fase berikutnya. Saluran pencernaan dan saluran reproduksi telur dapat terganggu karena adanya timbunan lemak. Timbunan lemak dapat mengganggu pertumbuhan saluran reproduksi telur. Pada masa produksi dapat menyebabkan prolapse yaitu keluarnya sebagia saluran reproduksi yang mengakibatkan kematian. Saluran reproduksi menjadi kurang elastis, sehingga pada saat pelepasan telur posisi saluran telur tidak bisa msuk kembali. Kondisi ini akan menarik ayam lain untuk mematuknya, terjadi pendarahan dan akhirnya ayam mati.

Pertumbuhan yang terlalu kecil juga tidak baik. Telur yang dihasilkan akan ukurannya kecil dan masa rentang produksi telur lebih pendek dari ayam yang berat badannya mencapai standar.

Pertumbuhan tulang ayam akan mencapai sempurna pada umur 12 minggu. Keterlambatan pertumbuhan pada umur sebelum 12 minggu bisa diperbaiki, sebaliknya setelah 12 minggu tidak bisa diperbaiki karena pertumbuhan tulang sudah berhenti.  Pertumbuhan tulang ayam juga faktor yang penting, karena pada masa produksi telur sebagian Kalsium (Ca) untuk pembentukan kerabang telur akan diambil dari kerangka ayam. Jika pertumbuhan tulang kurang baik maka dapat terjadi kasus lumpuh layu.

Jika terjadi ketidak seragaman pertumbuhan ayam, maka harus dilakukan evaluasi terhadap beberapa hal
·      Jumlah dan distribusi tempat pakan dan minum. Apakah jumlahnya cukup, dalam arti semua ayam mempunyai kesempatan makan dan minum. Distribusi temapat pakan dan minum juga perlu dikaji, jika distribusi tidak merata maka ayam akan berebut dalam makan dan minum. Konidisi ini dapat mengganggu pertumbuhan ayam.
·      Kepadatan ayam dalam kandang. Kepadatan yang teralu tinggi akan menyebabkan ayam berdesakan sehingga tidak nyaman dan pertumbuhan terganggu. Kepadatan yang teralu longgar juga menyebabkan ayam terlalu banyak bergerak, yang mengakibabtkan ayam kurus.
·      Kualitas ransum. Ransum dengan energi yang tinggi dapat menyebabkan kegemukan. Kandungan protein yang terlalu rendah dari standar dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat.
·      Konsumsi pakan juga harus dievaluasi apakan cara pemberian pakan baik, jumlahnya cukup dan apakah nafsu makan ayam baik.
·      Adanya serangan penyakit.
·      Kualitas potong paruh. Pemotongan paruh yang kurang baik akan mengganggu ayam pada saat makan.
·      Terjadinya stress pada ayam akibat lingkungan yang kurang nyaman atau perlakuan yang kurang sesuai dari peternak.

Dengan mengetahui penyebab keterlambatan pertumbuhan atau terlalu cepat, maka kita dapat memberikan perlakuan untuk mengontrol pertumbuhan dengan akurat. Kesalahan evaluasi menyebabkan diagnosa penyebab yang tidak tepat. Program perbaikan yang salah tidak memperbaki pertumbuhan bahkan dapat memperparah pertumbuhan ayam.

1.8. Pemotongan Paruh

Tujuan potong paruh adalah mengurangi resiko dari effek sifat kanibalisme, efisiensi pakan dengan mengurangi pakan yang tumpah dan memacu pertumbuhan. Pemotongan paruh pertama dilakukan  pada  anak ayam umur 10 hari dan kedua pada umur 8-10 minggu bila perlu.

Keuntungan pemotongan paruh pada ayam umur muda adalah ayam mudah dipegang, dapat mengurangi pendarahan dan cekaman serta daya hidup anak ayam lebih baik dan biayanya rendah/murah.

Pemotongan paruh harus dilakukan oleh orang yang tampil. Kesalahan pada pemotongan paruh akan menyebabkan ayam kesulitan makan minum dan pertumbuhan dalam kelompok tidak seragam. 

Paruh dipotong hingga sepertiga bagian dengan menggunakan electric debeaker. Sebelum pemotongan paruh, DOC diberi vitamin K dan antibiotik lewat air minum. Puasakan ayam + 2 jam sebelum potong paruh dan setelah potong paruh, feeder tray diberi pakan penuh. Sehingga tidak terlihat dasar dari feeder tersebut.

Hal ini dimaksudkan, bila setelah potong paruh, kemudian makan sebanyak-banyaknya akan membantu untuk mempercepat penghentian pendarahan, namun bila pendarahan terus berlanjut tidak ada cara lain selain ayam harus di ulang di potong dengan cara ditempelkan saja bagian yang berdarah pada penopang pisau yang membara

Anak ayam diberi minum dengan campuran vitamin K, kemudian esok harinya diberi vitamin C dan vitamin K juga lewat air minum.

Metode potong paruh:
·      Pilih diameter lubang alat potong paruh (debeaker) yang sesuai, sehingga dapat memotong pada posisi 2 mm dari lubang hidung
·      Pegang anag auam dengan satu tangan, ibu jari dibeakang kepala, pegang denga lembut dengan posisi telunjuk dibawah paruh.
·      Potong paruh dengan sudut kemiringan 15º
·      Kontak dengan besi pemanas selama 2-2,5 detik
·      Saran untuk operator potong paruh
·      Posisi duduk harus nyaman, sehingga pemotongan paruh untuk setiap ayam seragam
·      Jangan buru-buru untuk mencapai target pemotongan tinggi, karena akan menyebabkan banyak kesalahan
·      Bersihkan pisau setelah dipakai 5000 ekor dengan amplas
·      Harus menjamin lidah anak ayam tidak terbakar

1.9. Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit bertujuan agar ternak dalam kondisi sehat, sehingga potensi genetik dari ayam bisa berproduksi maksimal. Jika ayam sakit dapat disembuhkan agar sehat kembali. Program kesehatan pada ayam akan menunjang kesehatan ayam dan memberikan ketenangan bagi peternak. Program kesehatan terdiri dari program pengobatan, menghilangkan sumber timbulnya penyakit dan vaksinasi

1.9.1. Program Pengobatan

Tujuan pemberian obat adalah mencegah, mengobati dan mempercepat penyembuhan. Masing-masing dijelaskan sbb:
·      Mencegah
Program pemberian obat-obatan untuk tujuan mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri, emeria dan parasit. Jenis dan merek obat dan merek dipasaran untuk setiap jenis penyakit sangat banyak. Peternak dapat memberikan sesuai dengan pengalaman, ketersediaan obat, harga obat dll.
·      Mengobati Penyakit
program pemberian obat-obatan untuk menyembuhkan ayam yang terserang penyakit. Jenis obat yang diberikan tergantung dari hasil diagnosa penyakit yang menyerang. Apakah ayam terserang CRD, Colibasilosis dll.
·      Percepatan Penyembuhan
Program pemberian obat-obatan untuk mempercepat penyembuhan penyakit atau kondisi ayam tetap terjaga baik. Jenis obat yang diberikan biasanya vitamin dan asam amino.
·      Menghilangkan Sumber/faktor
Pendukung Timbulnya Penyakit
Timbulnya penyakit harus dipelajari untuk mengetahui penyebabnya. Faktor-faktor pemicu penyebab penyakit perlu diperhatikan agar dapat diberikan tindakan yang sesuai. Contoh pada kasus kolibasilosis, kebanyakan disebabkan oleh air minum yang percemar bakteri koli, misalnya dengan memberi Klor pada air minum atau sterilisasi dengan sinar ultra violet.

1.9.2. Vaksinasi

Program vaksinasi merupakan salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit. Vaksinasi yang dilakukan pada periode starter terutama untuk mencegah penyakit Infectious Bursal Disease (IBD), Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), Coccidiosis serta Avian Influenza (AI). Vaksinasi disetiap daerah bisa berbeda tergantung dari jenis penyakit mana yang sering timbuh wabah. Di daerah yang jumlah peternak ayamnya banyak cenderung lebih rentan penyakit daripada daerah yang terisolir (terpencil) yang jarang jumlah peternak ayamnya. Sebagai pedoman program vaksinasi lengkap seperti tertera pada Tabel 40.



Tabel 40 Program Vaksinasi PS Layer

Minggu
Hari
Vaksi
Aplikasi
1
1
ND IB (VH Strain dan H-120)
Eye drop

5
Coccivac
Spray pakan
2
14
IBD ND AI killed
Cekok & Inject dada kiri
3
19
ND Lasota
Cekok
4
23
IBD II intermediate
Cekok
5
35
NDIB dan ND killed
Cekok & Inject dada kanan
6
42
DOX + AE live
Tusuk Sayap
7
49
ILT live
Cekok
8
56
Coryza I
Inject paha kiri
9
63
ND IB (lasota dan H-120)
Drinking water
12
84
AI killed II
Inject paha kanan
13
91
NO EDS IB killed
Inject paha kiri
14
98
ND IB (lasota dan H -120)
DW
15
105
Coryza II
Inject Paha kanan
18
126
ND IB (conecticut massachute)
DW
19
133
ND IB killed
Inject paha kiri
21
147
AI killed III
Inject paha kanan
23
161
ND clone
DW
28
196
ND clone
DW
33

ND clone
DW
38

ND clone
DW
40

ND IBD killed
Paha kiri
42

AI killed IV
Paha kanan
Ket :
1.  reva cc ND lasota tiap 5 mgg
2.  AI killed ke IV, tergantung hasil titer
3.  Vaksinasi POX + AE, jadi 1 vaksin  



Program pencegahan penyakit dilaksanakan dengan biosecurity yang ketat dan program vaksinasi. Biosecurity yang dilakukan perusahaan yaitu menggunakan satu pintu untuk keluar masuk perusahaan yang dilengkapi dengan ruang semprot untuk mencegah terbawanya bibit penyakit, pegawai kandang menggunakan pakaian khusus yang diganti pada ruang sanitasi utama, melewati ruang sanitasi pada setiap pintu unit kandang, pencelupan kaki dan cuci tangan ke dalam air desinfektan sebelum masuk ke dalam kandang.
Bahan sanitasi yang digunakan dari jenis bahan septi guard semacam lysol dengan bahan aktif glutaraldehyde 30%, isopropanol 5%, amnium quartener 20%. Cara mengencerkan yaitu dengan dosis 1 ml dalam 4 liter  air. Jenis sanitasi ini biasanya digunakan untuk cuci tangan dan celup kaki sebelum masuk ke dalam kandang, sedangkan untuk peralatan dengan dosis yang dipakai adalah 1 ml air dalam 2,5 liter  air.
Pencegahan masuknya bibit penyakit kedalam areal usaha peternakan merupakan upaya untuk menjaga kesehatan ayam kita. Upaya ini harus dilakukan secara nyata dan konsisten atau terus menerus. Beberapa langkah yang dapat dilakuakan adalah:
·      Sanitasi dengan memelihara kebersihan di dalam dan sekitar kandang dengan larutan khlorine dengan dosis 5 ml per 5 liter air. Tujuan sanitasi adalah menekan semaksimal mungkin populasi dan tingkat keganasan kuman penyakit
·      Melakukan desinfeksi untuk membunuh kuman sehingga populasi dan tingkat tantangan kuman penyakit dapat dikendalikan
·      Hindari masuknya pullet yang berasal dari lokasi yang problem penyakitnya komplek atau tidak diketahui sumbernya
·      Menjaga hewan lain tidak memasuki usaha peternakan kita, karena hewan tersebut dapat membawa bibit penyakit
·      Melakukan kontrol terhadap semua kendaraan yang masuk kepeternakan kita dengan melakukan penyemprotan. Kendaraan yang berasal dari lokasi yang terjangkit penyakit sedapat mungkin dihindari.
·      Membatasi lalulintas orang yang keluar masuk areal peternakan, terutama orang luar dan juga menghimbau serta memberikan pengertian pada operator kandang yang menagani ayam sakit agar tdak masuk kandang ayam yang sehat atau melakukan kontak langsung dengan operator lainnya
·      Memisahkan pemelihraan ayam fase produksi  dengan ayam remaja guna mencegah penularan penyakit dari ayam yang lebih tua kepada ayam yang masih muda dan sebaliknya

1.10. Pengelolaan Ayam Jantan

Pada minggu pertama ayam jantan dan betina dipisah, sedang pada minggu kedua dicampur. Disarankan untuk mencampur jantan betina secepat mungkin untuk menjaga daya hidup, produksi dan menghindari stres (cekaman) akibat sosialisasi ayam jantan betina, namun saat ini yang terjadi di lapangan, jantan dan betina tidak dipisah sejak DOC.

Beberapa breeder mengaplikasikan metode yang berbeda. Ayan jantan dan betina tidak dipisah sejak DOC sampai di afkir.

Prosentase ayam jantan pada umur 1 hari + 14 -16% dari jumlah ayam betina, dan tidak dilakukan seleksi pada fase starter dan grower. Ketika ayam betina mulai bertelur, ayam jantan diseleksi menjadi 10%. Ayam jantan yang belum dewasa, bentuk dan berat tidak sesuai dikeluarkan. Ukuran ayam yang terlalu besar atau terlalu kecil  dikeluarkan. Ayam dengan bentuk kaki jelek, dan  hasil pemotongan paruh jelek diafkir.

Ayam jantan yang terlalu cepat dewasa akan mengejar betina sehingga mengganggu pertumbuhan ayam betina . disararankan memisahkan 30% ayam jantan pada kandang terpisah dari ayam betina. Setelah ayam betina dewasa penuh campurkan ayam betina dan jantan. Ayam jantan yang agresif juga harus dipisahkan untuk kemudian dicampur lagi pada fase layer. 

1.11. Seleksi Ayam

Seleksi bertujuan untuk memilih ayam yang baik dan memisahkan ayam yang tidak baik. Pada akhir minggu ke 4 dilakukan seleksi ayam, ayam yang sakit, cacat dan ukuran terlalu kecil dapat dipisahkan dari ayam yang sehat dan normal.

1.12. Rekording

Data pemeliharaan ayam pada masa starter dicatan dalam buku recording. Adapun data-data yang dicatat meliputi: jumlah ayam, kematian, catatan pengelolaan kesehatan, pakan yang diberikan dan berat ayam.

2.  Fase Grower

Fase grower untuk berbagai strain ayam berbeda. Perjuangan untuk mencapai performa produksi layer masih panjang. Tujuan pada fase grower adalah pengembangan kerangka, berat badan, keseragaman dan saluran pencernaan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pengaturan kepadatan ayam yang sesuai, kondisi kandang, pengaturan cahaya, pemotongan paruh, manajemen pemberian pakan yang baik.

2.1. Kandang dan Peralatan

Pengaturan dan kebutuhan tempat pakan-minum fase grower  untuk masing-masing strain berbeda, contoh untuk strain ISA Brown tertera pada tabel 41.

Tabel 41. Kebutuhan Kandang dan Peralatan umur 4 – 16 Minggu

Unsur (Unggas)
5 – 10
10 – 17
Kepadatan (ekor/m2)
12
10
Suplai Air (ekor/tempat minum)
75
75
Suplai Pakan (ekor/tempat pakan bulat)
25
22
Cm tempat pakan through
5
7
Sumber Manual ISA Brown, 2008

2.2. Program Pemberian Pakan

Batasan diet pakan yang disarankan disesuaikan dengan evaluasi perkembangan kerangka tubuh dan berat badan pullet. Pada fase ini pkan diganti dengan pakan grower.

2.2.1. Pakan Starter

Pakan starter diberikan dari umur sehari sampai umur 4 minggu, tetapi dapat diperpanjang sampai umur 5-6 minggu, untuk mengamankan perkembangan kerangka. Perkembangan kerangka utamanya terjadi pada umur 8 minggu pertama pada periode pemeliharan.

2.2.2. Pakan Grower

Pakan grower disarankan untuk diberikan antara umur 6 minggu, sampai 10 minggu. Tetapi dapat diperpanjang sampai umur 11-12 minggu untuk mengamankan pertumbuhan. Pada masa indukan juga bertujuan untuk mengembangkan saluran penernaan, pakan grower kandungan energinya tinggi harus tidak diberikan setelah umur 12 minggu.

2.3. Teknik Pemberian Pakan

Teknik pemberian pakan antara umur 5-16 minggu dirancang untuk menghindari residu partikel kecil dan merangsang pertumbuhan tembolok dengan konsumsi pakan secara cepat

2.3.1. Menjamin Tidak ada Sisa Pakan

Ayam lebih suka makan biji-bijian, mereka akan mulai makan partikel yang lebih besar pada pakan, dan partikel halus tertinggal di tempat pakan. Jika pakan yang halus tidak dikonsumsi maka ayam akan kurang pakan, untuk itu usahakan temapat pakan sampai kosong baru diisi dengan pakan yang baru.

2.3.2. Makan dengan Cepat

Tembolok adalah organ penyimpan makanan. Hal ini memungkinkan ayam makan cukup pada sore hari untuk menyediakan energi pada malam hari. Peningkatan konsumsi pada masa pre layer, tergantung dengan perkembangan tembolok. Kecepatan makan ayam tergantung dari jenis dan bentuk pakan. Untuk memacu makan dengan cepat disarankan pemberian pakan 2-3 jam sebelum gelap, sehingga pada pagi hari ketika mulai terang ayam akan makan partikel halus sisa pakan malam. Cara ini dapat dilakukan secara rutin pada umur 4-8 minggu. Pada umur 10-12 minggu jarak pemberian pakan diatur dengan memberi pakan berikutnya setelah 2-3 jam tempat pakan kosong. 

2.3.3. Pengembangan Saluran Pencernaan

Pertumbuhan yang baik dan peningkatan konsumsi pakan yang cepat tergantung pada perkembangan saluran pencernaan khususnya tembolok. Pakan yang baik dan penambahan grit/kapur akan membantu perkembangan tembolok. Penyediaan grit 3-10 minggu dengan dosisi 3 gram perekor dan ukuran partikel 2-3 mm. Setelah 10 minggu diberikan 4-5 gram dengan partikel 3-5 mm, serta 50% sumber pakan Ca diberikan secara terpisah dengan ukuran partikel 2-4 mm.

2.4. Pengaturan Cahaya

Pemeliharaan pullet (grower) memerlukan cahaya terang dan gelap. Efek pencahayaan akan memacu pertumbuhan hormon LH (Lituinezing hormone dan FSH (folikel stimulating hormon) yang mempengaruhi saluran reproduksi. Disamping  Kondisi gelap akan memacu perkembangan kuning telur dan hormon LH. Namun yang penting kondisi gelap akan menghambat dewasa kelamin dan memperpanjang masa produksi telur. Adapun pengaturan cahaya pada peroide grower tertera pada tabel 43

Setelah DOC mulai tumbuh besar mencapai bobot 500 gram pada umur 6 minggu untuk strain Hyline brown maka ayam-ayam tersebut telah dikelompokkan pada fase grower dimana pada fase ini mulai dominan pembentukan otot-otot tulang yang akan membentuk “frame” dari ayam layer tersebut. Sehingga pada fase inipun harus disesuaikan pakan yang akan diberikan.



Tabel 42 Pemberian Pakan

Umur (minggu)
ISA brown (gram/hari)
Hyline brown
Hisex brown
Lohman brown
5
37
33
35
36
6
42
37
39
44
7
48
41
43
51
8
50
46
46
56
9
54
51
49
61
10
58
56
52
65
11
61
61
54
68
12
64
66
56
70


Pakan grower mengandung protein besar 2750 – 2800 kkal. Dan pada fase ini kalsium yang diberikan sebagian berbentuk granular kurang lebih 3 mm. Pemberian sumber kalsium dengan ukuran tersebut bermanfaat untuk perkembangan gizzard yang lebih baik.



Tabel 43. Pengaturan Pemberian Cahaa Pullet (Grower)

Umur (minggu)
Lama (Jam)
Lampu hidup
Lampu mati

20
10 malam
6 sore

19
11 malam
6 sore

18
12 malam
6 sore

17
1 pagi
6 sore

16
2 pagi
6 sore

15
3 pagi
6 sore

14
4 pagi
6 sore

13
5 pagi
6 sore

12
6 pagi
6 sore

12
6 pagi
6 sore
Sumber Hendric Genetic, 2008


2.5. Pengaturan Pertumbuhan Ayam

Pada umur 4 minggu sebaiknya emua ayam ditimbang 100% dari populasi, keseragaman minimal 85% dan diupayakan terus meingkat 90% pada masa pre-layer. Selanjutnya penimbangan dilakukan setiap minggu dengan sample antara 5-10% populasi tergantung keseragaman pada penimbangan sebelumnya. Hasil penimbangan dicocokan dengan standar berat ayam pada berbagai umur seperti tertera pada tabel 44. penimbangan ayam sebaiknya dilakukan pada sore hari dan dilakukan secara individu.



Tabel 44. Strandar Berat Ayam Berbagai Strain

Umur (mg)
Hyline brown (gram)
Lohman brown (gram)
Hysex brown (gram)
ISA brown (gram)

380-390
320
360
380-400

480-500
400
440
470-500

580-620
510
520
560-590

680-750
620
600
650-680

770-860
740
680
740-775

960-1080
890
760
830-865

1050-1170
940
845
920-960

1130-1250
1040
930
1010-1050

1210-1310
1130
1020
1095-1140

1290-1370
1220
1110
1180-1230

1360-1430
1300
1200
1265-1320

1430-1490
1380
1300
1350-1410

1500-1540
1440
1400
1430-1505


1500

1500-1600
Sumber manual hysex, hyline, lohman dan ISA 2008


2.6. Pemotongan Paruh Kedua

Pada fase ini bila perlu  dilakukan potong paruh yang kedua. Bisa dilakukan antara umur 8 – 10 minggu. Lebih cepat dilakukan potong paruh maka akan lebih memudahkan pencapaian feed intake dan tentunya target bobot badan juga mudah didapat. Memasuki umur 12 – 13 minggu maka ayam dara tersebut sudah siap untuk dipindahkan ke kandang batere.

2.6.1. Sebelum Pemotongan Paruh

·      Jangan memotong paruh pada ayam sakit atau stress akibat vaksinasi
·      Tambahkan vitamin K, 48 sebelum dan sesudah potong paruh pada air minum
·      Periksa alat potong paruh: temperatur, pisau dll

2.6.2. Pada Saat Pemotongan Paruh

·      Tempat duduk operator harus nyaman, sehingga dapat memotong dengan baik dan seragam
·      Jangan buru-buru, karena akan meningkatkan kesalahan dan hasil tidak seragam
·      Bersihkan pisau potong dengan amplas setelah dipakai 5000 ayam atau ganti sesudah dipakai 20.000 a.d 30.000 ayam
·      Pastikan lidah ayam tidak terbakar

2.6.3. Setelah Pemotongan

·      Perbanyak air minum
·      Pastikan jumlah pakan pada tempat pakan cukup banyak, minimal seminggu setelah pemotongan paruh, untuk memudahkan ayam makan

2.7. Seleksi Ayam

Seleksi ayam pullet bertujuan memilih ayam yang baik dan mengeluarkan (mengafkir) ayam yang jelek. Kriteria seleksi didasarkan pada sbb:

2.7.1. Ukuran Terlalu Kecil

Ayam yang ukurannya terlalu kecil (jauh menyimpang dari standar berat ayam) dapat diafkir. Dengan mata telanjang akan nampak ayam yang ukurannya kerdil atau dengan bantuan alat timbang yang presisi.

2.7.2. Sakit

Ayam-ayam yang tidak menunjukan karekterisitik ayam petelur yang baik dapat diafkir. Karakteristik tersebut mata sayu, kelamin sekunder tidak berkembang, pial dan jengger tidak berwarna merah.

2.7.3. Cacat

Ayam-ayam yang menyimpang dari ciri-ciri normal dapat diafkir. Ciri-ciri tersebut antara lain bulu, bentuk kaki, kepala, ayam kejantan-jantanan dll.

2.7.4.  Penyimpangan Warna Bulu

Pada ayam petelur tipe coklat, induk
jantan berwarna coklat, sedang indukbetina berwarna putih. Warna pada anak kebalikan DOC jantan putih dan betina coklat. Hal ini diciptakan agar memudahkan seleksi DOC ayam atau yang dikenal dengan auto sexing. Ayam-ayam yang warnanya menyimpang diafkir, misal ayam induk jantan tetapi warna bulunya hitam maka akan diafkir.
2.8. Recording

Data pemeliharaan ayam pada masa starter dicatan dalam buku recording. Adapun data-data yang dicatat meliputi: jumlah ayam, kematian, catatan pengelolaan kesehatan, pakan yang diberikan dan berat ayam.

2.9. Prelayer

Memasuki fase pre-layer (menjelang bertelur) maka pakan yang diberikanpun harus sesuai yaitu protein minimal harus 17% dengan energi minimal 2700 kkal. Energi disini lebih rendah dikarenakan agar tidak terjadi timbunan lemak berlebih di abdominal maupun di saluran reproduksi, selain itu kalsium yang disediakan minimal 2% dengan proporsi yang berukuran 3 mm lebih dari 60%. Pada fase ini diharapkan adanya peningkatan kepadatan asam amino. Dengan tercukupinya kebutuhan asam aminonya maka ayam akan bertelur tepat waktu dan dapat mencapai puncak produksinya sesuai dengan standar yang dikeluarkan dari perusahaan pembibitan ayam

Pada umur ini bisa dikatakan awal persiapan bertelur. Dan kondisi ini mengharuskan agar konsumsi pakan minimal mencapai 80 gram/ekor/hari. Dengan pencapaian konsumsi pakan harian maka akan mendorong kematangan reproduksi saat mulai menginjak umur 16 minggu.

Kematangan reproduksi ini dapat dilihat dengan kondisi jengger dan pial yang berwarna merah darah. Warna merah itu diakibatkan dari aktivitas hormon-hormon reproduksi. Dan sebaliknya jika warnanya lebih pucat maka disarankan untuk melakukan treatment penambahan mineral Se dan Vit E untuk memacu kematangan reproduksi yang lebih baik. Selain itu untuk memacu kinerja hormon reproduksi maka dapat dilakukan dengan perlakuan intensitas penyinaran yang baik.

3.  Pemeliharaan Ayam Periode Produksi

Pemeliharaan ayam periode produksi (layer) dimulai pada saat ayam berumur 18- 21 minggu hingga ayam afkir atau berumur 65-80 minggu. Pemeliharaan ayam pada periode ini ditujukan  untuk mendapatkan ayam yang memiliki penampilan optimum, baik dari segi kesehatan, produksi telur  dan konversi pakan yang baik.

3.1. Pemindahan ke Kandang Bertelur

Pemindahan dari kandang grower ke kandang layer  akan menyebabkan stres pada ayam. Untuk itu harus dikerjakan secepat mungkin, idealnya diselesaikan dalam waktu satu hari.  Periode antara pullet sampai puncak produksi akan meningkatkan konsumsi pakan, yang diperlukan ayam untuk pertumbuhan sampai mencapai berat dewasa, diperlukan untuk mecapai puncak produksi, dan mencapai pertambahan berat telur yang cepat.

3.1.1. Umur Pemindahan

Umur untuk melakukan pemindahan disarankan pada minggu ke 16 atau umur 15 minggu. Untuk mengurangi stres pada ayam disarankan;
·      Pemindahan dilakukan sebelum ayam bertelur pertama kali. Perkembangan saluran reproduksi terjadi pada 10 hari sebelum bertelur pertama kali, sehingga pada umur 119 hari semua ayam sudah dikandang layer.

·      Program vaksinasi dilaksanakan  seminggu sebelum ayam dipindah ke kandang layer

·      Pemberian obat cacing diberikan 3 hari sebelum ayam dipindah

·      Pemindahan yang terlambat atau terlalu lama dapat menyebabkan tertundanya waktu bertelur pertama, kematian yang lebih tinggi dan meningkatnya ayam betelur di lantai.

3.1.2. Pengangkutan

Penanganan ayam pada saat penangkapan, menaikkan ke alat transportasi dan mengangkut ke lokasi kandang produksi disarankan untuk memperhatikan hal-hal sbb:

·      Saluran pencernaan kosong, tetapi disediakan tempat air minum sebelum diangkut

·      Pilih waktu pemindahan pada cuaca yang baik

·      Keranjang (crates) peralatan dan kendaraan pengangkut harus dibersihkan dan sudah di desinfektasi.

·      Sirkulasi udara pada pengangkutan harus baik, hindari pullet terkena aliran udara langsung. Container harus diisi dengan jumlah ayam yang sesuai, jangan terlalu padat terutama untuk pengangkutan jarak jauh

·      Hindari kendaraan berhenti untuk hal-hal yang tidak penting

3.1.3. Pencahayaan

Segera setelah ayam masuk kandang produksi (postal) harus dilatih agar segera menyesuaikan dengan lingkungan barunya.  Disarankan untuk memberi cahaya selama 22 jam pada hari pertama masuk kandang produksi (postal), hal bertujuan untuk memudahkan ayam menemukan tempat pakan dan minum. Jika diperlukan intensitas cahaya dinaikkan selama 4-7 hari. Setelah itu program pencahayaan kembali ke pola normal.

3.2. Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan ayam induk dalam bentuk postal.

3.2.1. Ruang Tempat Pakan dan Minum

Kepadatan ayam disarankan 6 ekor per meter persegi. Tempat minum 70 ekor pertempat minum. Tempat pakan 20 ekor untuk setiap tempat pakan bulat. Sangkar bertelur 5 ekor per-unit sangkar.

3.2.2. Sekat

Disarankan untuk menyekat kandang ayam untuk setiap 500-600 ekor. Tinggi penyekat minimum 60 cm.

3.2.3. Slats

Alas kandang sebagan dipasang slat (alas) untuk memudahkan ayam masuk ke sangkar bertelur. Ketinggian slat 60 cm, slat yang lebih tinggi akan meningkatkan jumlah ayam yang bertelur di lantai/litter. Tenggeran ayam dibuat diatas slat. Umumnya slat dibuat dari bahan plastik.

3.2.4. Tenggeran

Tenggeran diperlukan untuk mengurangi agresifitas ayam, pemasangan tenggeran diatas slat, untuk membantu menjaga kondisi litter tetap baik. Jarak antar tengeran adalah 40 cm. Bahan tenggeran bisa dibuat dari kayu atau bambu.

3.2.5. Sangkar Bertelur

Sangkar untuk bertelur harus diatur merata dalam kandang. Bahan sangkar dapat dibuat dari kayu atau seng/besi. Untuk menjaga kualitas telur sangkar dialasi dengan jerami. Ukuran sangkar 35 x 35 x 40 cm, setiap sangkar dapat digunakan oleh 4-5 ekor ayam.

Peternak harus memindahkan ayam yang bertelur di lantai ke sangkar. Agar ayam tidak tidur disangkar maka sangkar dapat ditutup pada malam hari. Kemudian pada waktu ayam akan bertelur sangkar dibuka lagi.

3.3. Kegiatan Harian

3.3.1. Mengecek Kondisi

Pada pagi hari peternak/teknisi perlu mengecek kandang, apakah ada ayam mati , ayam sakit, juga keamanan kandang, apakah terjadi pencurian, tempat pakan dan minum. Setiap kejadian harus dicatat pada buku recording atau dilaporkan ke manager farm. Misal terjadi ayam sakit atau mati harus dicatat dan dilakukan tindakan lanjutan. Pakan yang tersisa banyak pada tempat pakan juga salah satu indikasi tingkat konsumsi rendah, bisa disebabkan oleh adanya penyakit. Atap kandang juga harus diperiksa apakah ada kebocoran tidak.  Kebocoran atap kandang akan menyebabkan ayam kehujanan yang dapat mengganggu kesehatan ayam.

3.3.2. Memberi Pakan dan Minum

Membersihkan tempat air minum, memberi minum dan memberi pakan untuk porsi pagi hari. Pada siang hari dilakukan perataan pakan pada tempat pakan, dan mengecek ketersediaan air minum. Setelah ayam diberi makan maka petugas akan mengumpulkan telur ayam, pengumpulan dilakukan 3 kali dalam sehari.

3.3.3. Menjaga Kebersihan Sekitar Kandang

Kebersihan sekitar kandang harus dijaga untuk mengurangi resiko penyakit. Sampah, limbah lainnya harus dibersihkan dan ditampung pada tempat sampah yang khusus. Hewan asing juga harus dijaga agar tidak masuk ke lokasi peternakan ayam, karena dapat membawa sumber penyakit ayam.

3.3.4. Mengatur Cahaya

Setiap hari teknisi harus mengatur penambahan cahaya yang diperlukan. Pada peternakan modern, penambahan cahaya dapat diprogram, dengan timer sehingga lampu akan menyala dan mati secara otomatis sesuai dengan yang kita kehendaki. Pada peternakan konvensional penambahan cahaya dilakukan secara manual, dengan menghidukpak dan mematikan lampu, dengan durasi sesuai yang dikegendaki.

3.4. Pemberian Pakan dan Minum

Ayam yang sudah masuk kandang
batery harus diberi kesempatan minum, sebalum diberi pakan. Pemberian minum terebih dahulu untuk mengatasi dehidrasi ayam pada saat dipindahkan. Dehidrasi dapat terjadi antara 0,3-0,5% cairan tubuh perjam perjalanan, namun tergantung cuaca pada saat pemindahan, makin panas cuaca maka tingkat dehidrasi makin tinggi dan sebaliknya. Tunggu 3-4 jam untuk memberi pakan, periksalah apakah semua ayam bisa minum. Untuk kandang dengan tempat minum tipe niple, untuk mengajari ayam minum, lakukan peningkatan tekanan pada pipa, sehingga niple sedikit bocor dan ayam mengetahui dimana ada air dan harus minum. Tempat pakan dan minum harus dibersihkan sebelum ayam masuk.

Penggantian jenis pakan dari pakan grower ke pakan layer dilakukan pada saat ayam sudah bertelur 2%. Pertumbuhan tulang medular sebagai tempat cadangan kalsium yang diperlukan untuk pembentukan kerabang telur terjadi 2 minggu bertelur pertama.  Kandungan pakan layer harus cukup mengandung pospor dan kalsium untuk mencegah ayam kekurangan mineral.

Konsumsi pakan sangat penting untuk diperhatikan pada periode layer, terutama program konsumsi pakan menjelang puncak produksi. Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisi pada pakan periode layer yaitu protein 17,5% dan energi metabolisme 2.750 kkal/kg. periode dari bertelur pertama kali sampai puncak produksi konsumsi pakan harus ditingkatkan sampai 40%. Kenaikan jumlah pakan harus mencukupi kebutuhan gizi ayam untuk produksi telur dan pertumbuhan. Pemberian pakan dapat menggunakan saran dari produsen pembibitan seperti tertera  pada Tabel 45 rekomendasi pemberian pakan.

Untuk meningkatkan selera makan dan konsumsi pakan bebarapa saran di bawah ini dapat dilakukan:

·      Menjaga temperatur pada saat periode grower dengan layer tidak jauh berbeda

·      Minimalkan variasi perubahan temperatur

·      Pencahayaan usahakan 16 jam sampai puncak produksi

·      Dapat diterapkan program penambahan cahaya pada tengah malam untuk memberi pakan ekstra dari jam 1.30-jam 2 pagi.
·      Pemberian pakan sedikit-demi sedikit untuk mencegah ayam memilih partikel yang besar

·      Program pemberian pakan usahakan 60% porsi pakan dimakan pada 6 jam pagi hari, kosongkan tempat pakan selama 2-3 jam pada siang hari, kemudian berikan sisa porsi pakan (40%) pada sore hari.

·      Ukuran partikel pakan harus sesuai 80% besarnya parikel, diameternya  antara 0,5-3,2 mm

Tingkat konsumsi air minum ayam harus dimonitor setiap hari. Konsumsi air minum memiliki hubungan dengan tingkat produksi, jumlah pakan yang dikonsumsi dan temperatur lingkungan.  Ayam yang kekurangan air minum akan menyebabkan produksi telur menurun akibat terganggunya proses metabolisme.

Jumlah konsumsi air minum pada periode layer yaitu 2,2-2,5 kali dari jumlah konsumsi pakan.  Setiap hari tempat air minum dibersihkan, dan diisi dengan air minum yang bersih. Peternak harus menjamin agar selalu tersedia air minum pada tempat minum ayam.









Tabel 45. Pemberian Pakan Berbagai Strain Coklat

Umur (mg)
ISA
Hy- line
Hysex
Loh-man
Umur (mg)
ISA
Hyline
Hysex
Loh-man
18
81
83
82
84
51
112
112
113
117
19
85
86
92

52
112
112
113
117
20
95
89
98
100
53
112
112
113
117
21
105
92
100
106
54
112
112
113
117
22
109
95
104
109
55
112
112
113
117
23
111
98
106
112
56
112
112
113
117
24
112
100
108
115
57
112
112
113
117
25
113
103
110
117
58
112
112
113
117
26
114
105
112
117
59
112
112
113
117
27
114
106
114
117
60
112
112
113
117
28
114
108
115
117
61
112
112
113
117
29
114
108
115
117
62
112
112
112
117
30
114
108
115
117
63
112
112
112
117
31
113
109
115
117
64
112
112
112
117
32
113
109
115
117
65
112
112
112
117
33
113
110
115
117
66
112
112
112
117
34
113
110
115
117
67
112
112
112
117
35
113
110
115
117
68
112
112
112
117
36
113
110
115
117
69
112
112
112
117
37
113
111
115
117
70
111
112
112
117
38
113
111
115
117
71
111
112
112
117
39
113
111
115
117
72
111
112
112
117
40
113
111
115
117
73
111
112
111
117
41
113
111
114
117
74
111
113
111
117
42
113
111
114
117
75
111
113
111
117
43
113
111
114
117
76
111
113
111
117
44
113
111
114
117
77
111
113
111

45
113
111
114
117
78
111
113
111

46
113
111
114
117
79
111
113
111

47
113
111
114
117
80
111
113
111

48
113
111
114
117





49
113
111
114
117





50
112
111
114
117





Sumber: Manual Lohman, ISA, Hysex dan Hy-line, 2008


Konsumsi air minum ayam tergantung dari temperatur diluar kandang, dan kelembaban udara. Semakin tinggi emperatur maka semakin banyak air diperlukan utnuk menjaga temperatur badan ayam. Untuk itu sebaikanya air diberikan secara tidak terbatas (ad libitum). Untuk menghitung air yang perlu disediakan peternak, dapat kita gunakan pedoman sbb:

Tabel 46. Kebutuhan Air Minum

Temperatur kandang (*C)
Periode grower (ml/ekor/ hari)
Periode layer (ml/ekor/ hari)
15
60,8
210
20
64,6
205
25
87,4
230
30
114,0
320

Misal: kita punya ayam 10.000 ekor, dengan temperatur lingkungan 30*C, maka air yang dibutuhkan =10.000 x 320 ml = 3.200.000 ml (3.200 liter). Pada daerah yang panas seperti di Indonesia disarankan untuk memberikan air yang dingin pada ayam, untuk menjaga air agar tetap dingin sebaiknya penampung air jangan kena sinar matahari secara langsung, atau dengan cara dibuatkan peneduh.

Kebutuhan air pada tablel 46 dihitung berdasar kondisi temperatur 20-25*C, semakin tinggi temperatur semakin tinggi kebutuhan air minumnya. (Cari literatur indonesia please)

3.5. Pengaturan Cahaya

Tujuan penambahan cahaya (selain cahaya matahari) adalah Memacu pertumbuhan pada saat awal bertelur, mengontrol daya hidup ayam, meningkatkan kualitas kerabang telur.

Ayam yang berumur 17 minggu ampai puncak produksi, konsumsi pakannya akan meningkat sampai 40-50%. Nutrisi tersebut diperlukan untuk  mengejar pertumbuhan, puncak produksi dan berat telur Pada saat bertelur pertama kali. Disarankan memberi cahaya minimal 15 jam perhari mulai saat pertama bertelur sampai bertelur 50%. Penambahan 3 jam cahaya disarankan setelah hari mulai gelap, segera nyalakan lampu untuk menambah cahaya. Program dapat dilakukan sampai umur ayam 30 bulan, jika berat badan dan konsumsi pakan mencapai target, maka pencahayaan bisa dihentikan. Untuk menjaga kualitas telur penambahan cahaya dapat diberikan lagi pada umur 45 minggu. Pada cuaca panas penambahan cahaya tengah malam disarankan untuk memperkuat kondisi ayam.  Jika dimungkinkan disarankan untuk mendistribusikan pakan setelah lampu dihidupkan pada malam hari.  

Tabel 47. Kebutuhan Air Minum

umur (minggu)
liter/100 ekor
ml/ekor/hari
1
2,9
29
2
5,7
57
4
10
100
6
11,4
114
8
12,9
129
10
14,3
143
12
15,7
157
14
15,7
157
16
17,1
171
18
18,6
186
20
21,4
214
>25
26,5
265
3.6. Penimbangan

Penimbangan dan seleksi bobot badan dilakukan secara teratur satu minggu sekali dengan mengambil sampel 5 - 10% dari jumlah seluruh ayam. Penimbangan bobot badan pada periode layer dimaksudkan untuk mengontrol bobot badan.

Penimbangan dilakukan sebelum ayam diberi makan dengan menggunakan timbangan gantung (salter) yang berkapasitas 5 kg dengan cara mengikat kedua kaki pada posisi kepala ayam berada di bawah.

3.7. Koleksi dan Penanganan Telur

Tujuan pemeliharaan ayam untuk memperoleh telur tetas optimum yang bersih, bebas retak, dan berat minimum . telur tetas beratnya minimum 52 gram. Telur yang diambil telur tetas minimum berumur 24 minggu. Telur yang terlalu berat daya tetasnya rendah. Berat telur >70 gram tidak dikategorikan sebagai telur tetas.

Upaya menjaga agar telur tidak terlalu besar dapat dilakukan :
·      Pada saat ayam bertelur 5%, dilakukan penimbangan ayam. Ayam yang terlalu besar akan bertelur besar juga.
·      Kandungan minyak pakan yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan danmenaikkan berat telur. disarankan menggunakan minyak jenuh pada formulasi pakan
·      Pengurangan asam amino akan menghasilkan telur yang lebih kecil, tetapi jumlah telur menurun. Disarankan tidak mengubah komposisi asam amino.
·      Setelah umur 40 minggu, energi pakan dapat diturunkan 50 kkal/kg agar berat telur stabil.

Sebelum mengambil telur petugas harus mencuci tangan dengan sabun. Pengambilan telur dilakukan secara manual dengan tangan. Alat yang digunakan bisanya troli untuk mengangkut dan egg tray untuk menampung telur. telur harus dipegang dengan hati-hati, berdasarkan pengelaman kerusakan telur yang paling banyak disebabkan oleh kecerobohan operator. Kecerobohan operator dapat menyebabkan telur jatuh, terantuk benda hingga retak. Penyusunan egg tray yang tidak tepat juga dapat menyebabkan kerusakan telur.

Sangkar harus dijaga kebersihan dari kotoran, telur retak harus dengan segera. Frekuensi pengambilan telur minimal sehari 4 kali, yaitu ada pagi, siang dan sore hari. Pengawasan yang ketat harus dilakukan pada saat pengambilan telur utuk mengurangi kerusakan telur dan keamanan telur dari pencurian oleh karyawan. Telur yang kondisinya rusak parah ditinggal dikandang sedang yang rusak ringan atau cacat fisik diambil untuk nantinya diseleksi.

Telur yang dilantai disarankan untuk tidak dipilih sebagai telur tetas. Tetapi dengan alasan ekonomi dapat ditetaskan kalau telur bersih dan cepat diambil. Disrankan untuk tidak mencampur telur kotor dan bersih. Telur-telur yang sudah terkumpul kemudian diangkut ke tempat penyortiran dan gudang penyimpanan. Penyortiran atau seleksi telur berdasarkan kerusakan dan konsisi fisik yang tidak normal. Cacat telur tersebut dapat berupa bentuk tidak normal, terlalu kecil, retak/pecah, kuning telur ganda, kerabang terlalu tipis, dll. Berat telur standar antara 63-64 gram.

Telur yang cacat, rusak atau kotor dipisahkan, kemudian dijual sebagai telur konsumsi.  Pembeli kebanyakan tukang kue, bahkan dibeberapa peternak telur dipecah dan diambil isinya saja. Jadi penjualan telur sudah tanpa kerabang. Telur yang baik ditimbang, asil penimbangan dicatat dan telur disimpan dalam gudang penyimpanan telur. Pada allas gudang telur harus diberi pallet agar telur tidak lembab. Temperatur dan kelembaban didalam gudang telur harus baik. Ventilasi udara cukup, cahaya yang masuk cukup.

Telur yang sudah terseleksi kemudian difumigasi. Bahan fumigasi dapat menggunakan cholrin dioksida 80 ppm atau formalin. Embryo berkembang pada suhu >22*C. Untuk itu telur yang sudah bersih kemudian disimpan diruangan yang ber AC, dengan suhu 15-18*C untuk menghambat tumbuhnya bakteri dan perkembngan embryo. Penyimpanan ini bersifat sementara, menunggu telur diangkut ke tempat penetasan. Fumigasi dapat dilakukan segera setelah keluar dari ayam. Bahan yang digunakan dengn fromalin 30% dan KmnO4 (Kalium Permanganat) 20 gram untuk setiap 1 m3 ruang. Lama fumigasi 20 menit.

3.8. Indikator Produksi

Indikator produksi dapat dilakukan dengan menghitung henday dan hen house. Masing-masing dijelaskan sbb:

3.8.1. HD (Hen Day)

Hand Day merupakan salah satu
indikator produksi telur. Cara menghitung HD adalah dengan membandingkan jumlah produksi telur dengan jumlah ayam yang hidup pada hari itu. Sehingga bisa menggambarkan produksi nyata dari ayam yang hidup.

HD = jumlah telur/jumlah ayam x100%

3.8.2. HH (Hen House)

Hen house merupakan indikasi produksi yang mengukur produksi berdasarkan jumlh ayam pada awal masa produksi

HH =     jumlah produksi telur  x 100%
            Jumlah ayam awal produksi
           
Tujuan HH untuk mengetahui potensi strain yang dipelihara..

3.8.3. Pengukuran Efisiensi Produksi

Usaha peternakan ayam petelur memerlukan efisiensi produksi agar menguntungkan. Pengukuran yang penting apakah efisien dalam penggunaan pakan. Efisiensi ini diukur dengan membandingan telur yang dihasilkan dengan pakan yang dikonsumsi ayam. Hal tersebut dikenal dengan konversi ransum.

Produksi Telur dan Konvesi Pakan
Konversi ransum = pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan telur/ telur yang diproduksi (kg)
masing-masing strain memberikan standar konversi pakan yang berbeda, untuk itu peternak perlu membandingkan konversi pakan sesuai dengan strain dan umurnya. Tabel konversi pakan untuk setiap strain telah di bahas pada pemeliharaan ayam petelr final stock.
3.9. Performansi Induk Petelur

Setiap strain ayam akan memberikan performansi yang berbeda anata satu strain dengan strain lainnya. Bahkan untuk strain yang sama dengan manajemen yang berbeda dapat memberikan performansi yang berbeda pula. Sebagai gambaran rata-rata performansi induk ayam petelur sampai umur 65 minggu sbb:
Jumlah telur : 258 butir/induk
·      Telur tetas 226 butir/induk
·      Jumlah DOC betina 35%
·      doC betina yang bisa djual 91 ekor/induk
·      berat telur 63,9 gram
·      kematian  max 9%
·      bert betina 1950 gram
·      berat ayam jantan 2730 gram
·      konsumsi pakan 120 gram/ekor/ hari

3.9.1. Evaluasi Produksi

Tabel produksi tersebut diatas merupakan hasil penelitian  didaera subtropil (seperti eropa dan Amerika). Dimana kelembaban relatuf rendah (<65%) dengan rata-rata temperatur 22-28*C, yang berbeda dengan kondisi Indonesia dengan kelembaban 85% dan temperatur rata-rata diatas 30*C. sehingga pada kondisi riil, produksi ayam kita berbeda dengan standar yang dikeluarkan oleh perusahaan pembibitan. Namun demikian tabel produksi tersebut dapat dipakai sebagai pedoman, yang dengan pengalaman peternak dalam memelihara akan dikoreksi sehingga cocok dengan kondisi Indonesia. produksi telur harus dievalausi setiap minggu, setiap penyimpangan produksi haru dianalisa dan dilakukan tindakan koreksi untuk memperbaikinya. Penyebab penurunan produksi antara lain :
· Koreksi Pakan

Pakan yang diberikan dievalausi kualitas dan kuantitas yang diberikan. Evalausi kualitas dapat dilakukan dengan mengambil sampel pakan dan dilakukan  analisa proximat di laboratorium. Jika nutrisi pakan tidak sesuai dengan standar dapat dilakukan perbaikan kualitas pakan, dengan mengganti pakan yang standar. Jika perusahaan membuat pakan sendiri mak dilakukan perbaikan formulasi pakan. Evaluasi kuantitas pakan yang diberikan dapat dilihat dari data catatan (Recording) jumlah pakan yang diberikan. Jika jumlahnya kurang banyak maka dilakukan koreksi penambahan jumlah pakan. Dalam beberapa kasus ayam hanya makan partikel yang besar saja (jagung) sedang parikel halus tidak termakan, padahal pada partiukel halus terkandung protein (tepung ikan dan kedelai) dan vitamin serta mineral. Akibatnya ayam menjadi defisiensi nutrisi pakan. Peternak harus menjamin agar semua bagian pakan dimakan oleh ayam.

·      Koreksi Penyakit

Produksi telur yang dibawah standar juga dapat disebabkan adanya penyakit. Untuk itu peternak harus mengawasi kondisi ayam setiap hari, setiap didapati gejala penyakit harus diikuti dengan diagnosapenyakit. Lakukan tindakan pencegahan preventif melalui sanitasi, dan biosekurity serta pengobatan (kuratif) sesuai dengan penyakit yang diderita.

· Koreksi Teknisi Kandang

Perlakuan yang kasar dari teknisi kandang akan menyebabkan ayam stress. Ayam yang stress akan menurun produksi telurnya. Faktor penyebab stres lainnya adalah tempatur kandang yang terlalu padas, hujan yang terus menerus, suara bising (gaduh) ataupun binatang pengganggu lainnya. Jika didapati faktor tersebut harus segera dilakukan tindakan koreksi untuk menaikkan produksi telur.

· Koreksi Pencurian

Pencurian telur dapat terjadioleh pegawai internal maupun pencuri dari luar yang masuk kedalam usaha ayam kita. Jika didapat kejadian tersebut harus dilakukan tindakan pencegahan dengan pengawasan pegawai yang lebih ketat, dan perbaikan fasilitas keamanan seperti pagar, dan petugas keamannnya.

3.9.2. Pencegahan Penyakit

Program sanitasi dan vaksinasi masih dilakukan hingga ayam afkir. Sanitasi yang dilakukan sama dengan periode sebelumnya. Program vaksinasi yang dilakukan pada periode layer, sebagian besar merupakan vaksinasi ulang yang telah dilakukan pada periode sebelumnya.

Keberhasilan vaksinasi dinilai dengan cara pengambilan sampel darah 20 ekor ayam secara acak pada setiap kandang. Sampel darah tersebur akan diperiksa di laboratorium. Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui titter antibodi yang terbentuk pasca vaksinasi.

3.10. Pengafkiran Ayam

Pengafkiran pada prinsipnya mengakhiri pemeliharaan ayam petelur pada kondisi yang sudah tidak menguntungkan. Keuntungan dihitung dengan mengitung pendapatan dikurangi biaya produksinya, jika pendapatan lebih kecil dari biaya produksi maka sudah tidak menguntungkan.
Secara garis besar pengafkiran ayam dilakukan jika produksi telur < 50%. Umur pada waktu pengafkiran bervariasi tergantung strain ayam, manajemen pemeliharaan, kualitas pakan dan kondisi kesehatan ayam. Rata-rata pada saat ayam berumur 65 minggu mulai dievaluasi performasinya.
Keputusan untuk pengafkiran ayam atau melanjutkan pemeliharaan ayam walaupun produksi sudah rendah, ditentukan beberapa faktor:

3.10.1. Harga DOC

Pada saat harga DOC mahal, peternak sering mempertahankan ayam petelurnya walaupun tingkat produksi sudah rendah. Harga yang mahal tersebut masih menutupi biaya produksi telur. sebaliknya pada saat harga DOC murah, walupun produksi telur masih tinggi, peternak sering menjual ayamnya, untuk menguragi kerugian yang berlanjut karena biaya sudah lebih besar dari harga telur.

3.10.2. Harga Pullet Baru

Harga pullet baru yang mahal juga menyebabkan peternak masih mepertahankan ayam yang tua walupun keuntungan sangat kecil. Pada saat kebutuhan pullet tinggi biasanya harga ayam juga naik. Kenaikkan ini yang menjadi alasan petrnak menunda peremajaan ayamnya, peternak akn membeli pullet pada saat harganya stabil (turun)


3.10.3. Ketersediaan Modal 

Peternak ayam petelur sering dihadapkan pada kurangnya modal pada saat ingin meremajakan ayamnya. Kurangan modal ini bisa terjadi karena peternak harus pinjam modal, jadi menunggu kredit cair. Kekurangan modal menyebabkan peternak menunda peremajaan ayamnya dengan pullet yang baru.

3.10.4. Pengafkiran Ayam

Jika peternak tidak ingin melkukan force moting maka keputusan pengafkiran dilakukan baik secara serempak (seluruhnya) atau bertahap sedikit demi sedikit. Pada pemeliharan dengan kandang batery maka mudah untuk mengontrol produkdifitas telur, ayam yang sudah tidak produkstif dapat diseleksi utntuk diafkir. Ayam hidup dapat dijual dengan harga yang rata-rata harganya tidak berbeda jauh dari harga ayam broiler.  Namun pada peternak besar bisanya dilakukan pengafkiran secara serentak untuk memudahkan pemasukan ayam yang baru. Pengambilan ayam dari kandang disarankan untuk dilakukan pada malam hari untuk mengurangi stress, dan dapat diberi cahaya yang agak redup atau warna biru supaya ayam tenang,

3.10.5. Recording (Pencatatan Produksi)

Rekording diperlukan sebagai alat bantu manajemen usaha ayam petelur. Data-data yang dicatat akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkan pengelolaan ayam selanjutnya. Adapun data-data yang diperlukan meliputi:

3.10.6. Ayam

Data ayam yang perlu dicatat populasi, kematian ayam, produksi telur, telur yang rusak, berat badan ayam, ayam yang afkir (culling)

3.10.7. Pemeliharaan

Data yang diperlukan: pemberian pakan, vitamin, program vaksinasi, ayam sakit, pengobatan ayam, sanitasi, dll
















Lembar Aplikasi Konsep


Perusahaan pembibitan ayam ras ada yang membeli parent stock dan grand parent stock . Parent stock akan menghasilkan final stock yang dijual ke peternak, sedang grand parent stock akan menurunkan parenstock. Jika kita membeli parent stock ayam broiler sebanyak 1.000 ekor, hitunglah berapa DOC yang dapat dihasilkan dan layak jual.

Lembar Pemecahan Masalah

Telur tetas yang disimpan pada suhu
ruangan akan cepat rusak dan daya tetasnya menurun. Penyimpanan sebaiknya pada suhu 15-18*C. Coba diskusikan hal tersebut, mengapa dapat terjadi.

Lembar Pengayaan

1.   Perbandingan jantan dan betina induk ayam untuk pembibitan :
a.  10%
b.  20%
c.  5%

2.   Berat telur tetas ayam tipe sedang yang dikehendaki antara :
      a.  50 gram
      b.  63-66 gram
      c.  80 gram

3.   Umur pemindahan ayam fase grower ke fase layer pada umur :
      a.  15-16 minggu
      b.  12 minggu
      c.  18 minggu

4.   Setiap sangkar bertelur dapat dimanfaatkan ayam sebanyak :
      a.  10 ekor
      b.  5 ekor
      c.  2 ekor

5.   Sebelum telur tetas disimpan perlu dilakukan :
      a.  fumigasi
      b.  vaksinasi
      c.  dehidrasi

Sumber:
- Caturto Priyo Nugroho dan Mujiono,   2008.  Agribisnis Ternak Unggas, Direktorat Pembinaan   SMK, Kemdikbud RI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar