PEMELIHARAAN INDUK PETELUR
Pemeliharaan
ayam bibit merupakan pemeliharaan ayam induk (pardaryani dan Santosa, 2003), usaha pembibitan adalah usaha
peternakan yang menghasilkan ternak untuk dipelihara lagi dan bukan untuk
dikonsumsi. Pembibitan (breeding) dalam usaha peternakan ayam petelur komersial
sangat penting dan sangat perlu mendapat perhatian yang khusus. Hal ini
dilakukan untuk menjaga dan mendapatkan kualitas DOC final stock yang
bagus. Jika pemeliharaan ayam tidak baik maka potensi genetik dari induk tidak
dapat berproduksi optimal . Pemeliharaan
ayam petelur dibagi menjadi 3 tahap pemeliharaan. Tahap pertama disebut dengan
periode starter, grower dan tahap berikutnya disebut dengan periode
layer (Produksi). Periode starter dimulai dari umur 1 hari sampai umur tertentu
sesuai dengan strain yang dipelihara,
periode berikutnya disebut periode grower (Pertumbuhan) dengan rentang
umur sesuai strain. Periode layer dimulai dari ayam bertelur pertama kali sampai ayam diafkir.
1. Pemeliharaan
Ayam Periode Indukan (Fase Starter)
Periode dari ayam umur
sehari sampai awal bertelur pertama merupakan waktu yang sangat penting bagi
produksi telur. Pada masa ini kapasitas fisiologi ayam berkembang. Kesuksesan
pemeliharaan pada periode ini sangat menentukan produksi telur pada periode
layer. Setiap keterlambatan berat badan pada umur 4-5 minggu akan menyebabkan
pertumbuhan yang lambat pada saat umur 16 minggu. Hal ini akan menyebabkan
waktu bertelur pertama tertunda dan ukuran telur yang kecil.
Keberhasilan pada fase ini dipengaruhi oleh kualitas
DOC, Pakan, pengendalian penyakit dan pemeliharannya. Untuk mencapai
pertumbuhan yang standar maka harus didukung dengan kualitas DOC yang baik,
pakan yang baik, pengendalian
kesehatan yang baik, dan pemeliharaan yang baik pula.
Periode starter dimulai dengan kegiatan
pemilihan strain DOC, persiapan kandang dan peralatan, perlakuan saat DOC
datang, pemberian pakan dan minum, pengaturan cahaya, penimbangan, pemotongan
paruh dan program pencegahan penyakit.
1.1. Pemilihan Strain Ayam
Pemilihan strain ayam
merupakan langkah awal yang harus ditentukan agar pemeliharaan berhasil.
Jenis strain ayam petelur telah
dijelaskan pada bab 2. Tujuan
pemeliharaan, permintaan pasar, fanatisme terhadap strain tertentu, potensi
genetik dan ketersediaan DOC dipasaran adalah faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan strain ayam petelur induk. Tujuan pemeliharaan
misalnya apakan akan memelihara tipe ayam kecil atau ayam sedang. Permintaan
pasar juga sangat menentukan, di Indonesia lebih suka telur berwarna coklat
daripada putih, kemudian dalam penjualan apakah dijual per butir atau per kg.
Untuk yang dijual per butir maka peternak akan memilih tipe ayam kecil (ringan)
sedang untuk penjualan dengan ditimbang maka peternakakan meilih tipe sedang.
DOC (kuri) yang baik adalah sbb:
·
mempunyai
bobot sesuai dengan standar masing-masing strain ayam, minimal 33 gram
·
ukuran
seragam (ukuran keseragaman minimum 80%),
·
lincah serta
tidak mengalami cekaman stress dan dehidrasi,
·
pusarnya
sudah kering, cukup sering besuara,
·
kondisi
fisik sehat, kaki normal, dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak
ada kelainan bentuk dan cacat fisik, kaki berisi , bulu dan mata cerah,
·
tidak
kelihatan adanya gangguan pernafasan
·
warna bulu
seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan kondisi bulu kering mengembang
·
jaminan
kematian DOC pada saat penerimaan maksimal 2%.
1.2. Kandang dan
Peralatan
Pemeliharaan
ayam memerlukan ruang, tempat pakan dan minum. Kebutuhan ruang, tempat pakan
dan minum tertera pada Tabel. 35. Persiapan kandang membutuhkan waktu yang
relatif lama karena kandang dibersihkan dan diistirahatkan, yang dilakukan agar
siklus penyakit terputus sebelum pemeliharaan ayam dimulai. Tahapan persiapan
kandang yang harus dilakukan sbb;
1.2.1. Sanitasi
Penyemprotan
kandang dengan obat kutu serangga kedalam kotoran, kawat kandang, kayu, dn
bagian bangunan kandang lainnya. Tujuannya agar serangga mati dan tidak pindah
tempat pada saat litter dan peralatan kandang di angkat.
1.2.2. Pembersihan Kandang
Litter
bekas dan peralatan kandang dikeluarkan dari dalam kandang. Litter dimasukan
dalam karung dan dikeluarkan dari kandag untuk ditempatkan ditempat yang
disediakan. Pencucian kandang dengan air dan deterjen. Pembersihan dapat
dilakukan dengan menyemprokan air dan deterjen dengan pompa bertekanan tinggi
sehingga kotoran yang menempel bisa lepas.
Penyemprotan
ulang kandang dengan obat kutu (serangga). Kegiatan ini bertujuan untuk
membunuh serangga yang lolos atau tidak mati pada penyemprotan pertama
1.2.3. Perbaikan Fisik Kandang.
Bagian
kandang yang rusak, lantai, kawat atau dinding dan atap yang rusak segera
diperbiki. Perbaikan bisa menggunakan jasa tukang profesional atau dikerjakan
sendiri untuk menekan biaya.
1.2.4. Penyemprotan Desinfektan.
Merek
dagang desinfektan ada bermacam-macam. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan
anjuran dosis yang tertera pada label produk.
1.2.5. Pembersihan Peralatan
Tempat
makan, minum, pemanas dan peralatan lainnya dibersihkan diluar kandang sebelum
dimasukkan. Pencucian dilakukan dengan air, kemudian dicelupkan kedalam larutan
desinfektan yang tidak membahayakan ayam.
Table 35. Kebutuhan Kandang dan Peralatan
|
|
Kandang Lantai
|
Kandang sangkar
|
||
Umur
|
minggu
|
0 – 2
|
2 - 5
|
0 - 3
|
3 – 5
|
Kepadatan ayam
|
ekor / m2
|
30
|
20
|
80
|
45
|
|
cm2 / Bird
|
|
|
125
|
220
|
Tempat Air minum
|
ekor / tempat minum
|
75
|
75
|
80 (1)
|
|
Tempat Pakan
|
ekor / nampan
|
50
|
|
(3)
|
|
|
cm of trough feeders
|
4
|
5
|
2
|
4
|
|
Birds / Round feeder
|
35
|
35
|
|
|
Lapisan Koran dibuat rangkap 7, kemudian
diambil tiap hari satu lembar
1.2.6. Pemberian Litter
Pemberian
litter dengan menggunakan sekam atau serbuk gergaji yang telah difumigasi
digudang penyimpanan. Ketebalan litter berkisar 7.5 cm
1.2.7. Pemasangan Peralatan
Pemasangan
tempat pakan, minum, pemanas dan pembatas (chick guard). Peralatan yang digunakan pada periode starter
yaitu tempat pakan, tempat minum, koran sebagai
alas, alat pemanas (gasolek) dan chick guard (lingkar pembatas).
Peralatan harus dalam keadaan bersih agar anak ayam terhindar dari penyakit.
Dalam
chick guard (lingkar pembatas) dipasang sebuah gasolek pada ketinggian
1,0-1,2 m dengan kemiringan 45°. Kapasitas satu chick guard untuk
500-750 ekor. Empat jam sebelum DOC datang, pemanas sudah dinyalakan sehingga
pada saat DOC datang suhu sudah stabil yaitu 35°C. Tempat pakan dan minum
diletakkan di dalam chick guard yang telah dialasi Koran. Tempat pakan
yang digunakan yaitu feeder tray dan tempat minum berbentuk galon.
Tempat pakan dan tempat minum disusun secara selang-seling dan melingkar
mengikuti chick guard. Air minum yang digunakan air dengan campuran
gula 5 g/l air.
1.2.8. Fumigasi
Setelah
semua siap, persiapan paling akhir adalah fumigrasi. Fumigasi dengan tiga kali kekuatan. Bahan untuk fumigasi
tersedia berbagai pilihan, sesuaikan dengan ketersediaan dilokasi peternak yang
paling sering dipakai antara lain formalin dan KmnO4. Fumigasi harus dilakukan dengan hati-hati
denga menggunakan mngkuk yang tahan panas.
1.3. Pengaturan Temperatur
Anak ayam umur sehari (DOC) memerlukan temperatur
yang mirip dengan temperatur induknya. Masing-masing strain memerlukan
temperatur yang berbeda, sebaiknya dalam pengaturan temperatur mengikuti
petunjuk dari perusahaan produsen DOC. Misal untuk ayam ISA brown temperatur pada 13 hari 33º C, sedang untuk hyline brown
sekitar 33º - 35º C. namun demikian kontrol yang paling baik adalah dengan
mengamati kondisi DOC. Indikasi dari kenyamanan DOC dapat dilihat dari posisi
DOC terhadap brooder (pemanas).
·
Anak ayam menggerombol dibawah indukan menandakan temperatur terlalu
dingin
·
Anak ayam yang menjauh dari brooder (berada disisi kandang) mengindikasi
terlalu panas
·
Kondisi ideal adalah DOC menyebar diseluruh kandang yang dibatasi dengan
Chick guard.
Pada saat DOC datang usahakan temperatur
kandang mencapai 31-33º C. pemanas harus dihidupkan beberapa jam sebelum DOC
datang. Kebutuhan pemanas bervariasi antara 2 – 3 minggu, tergantung kondisi
temperatur diluar kandang dan pertumbuhan ayam. Adapun pengaturan temperatur
seperti tertera pada tabel 36.
Table 36. Standar Temperatur 0 – 4 minggu
Umur( hari)
|
Temperature (º C)
|
0-3
|
33 – 35
|
4-7
|
33 – 35
|
8-14
|
31 – 33
|
1.4.
Perlakuan Saat DOC Datang
DOC
dihitung dan dibagi ke dalam chick guard dengan jumlah yang sesuai.
Setelah dihitung, dilakukan penimbangan
secara acak . Tujuan dilakukan penimbangan adalah untuk mengetahui bobot badan
rata-rata anak ayam.
Pemeliharaan jantan dan betina
dipisahkan agar pengontrolan pakan dan pemeliharaan mudah dilakukan untuk
mencapai bobot badan standar. DOC yang berada di dalam chick guard dapat
langsung minum dan makan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
1.5.
Pemberian Pakan dan Minum
Pemberian pakan pada periode starter
dilakukan secara tidak terbatas (ad libitum) hingga ayam berumur
3-4 minggu. Pakan yang digunakan
berbentuk crumble. Pemberian
minum untuk periode starter dilakukan ad libitum dengan
penambahan vitamin dan antibiotik. Air yang diberikan harus memiliki bebarapa
syarat yaitu:
·
Kualitas air bebas dari pencemaran berbagai jenis logan berat dan mikrorganisme patogen, pH
netral (6,5-7,2), tidak berbau, warnanya jernih serta temperatur antara 18º C-25º C
·
Kuantitasnya tersedia dalam jumlah tidak terbatas, dalam kondisi
segala cuaca
Pada kandang postal maka
pemberian pakan bisa diberikan adlibitum (habis langsung diisi) bisa lebih dari
8 kali perhari. Pemberian pakan dengan jalan ini selain untuk mengejar target
bobot badan juga akan membuat ukuran tembolok akan lebih besar sehingga akan
mendorong pencapaian feed intake pada waktu memasuki fase produksi.
Untuk mengkondisikan DOC supaya
cepat beradaptasi dengan lingkungan maka dapat dilakukan dengan cara langsung
memberikan pakan pada DOC yang baru ditebar. Keuntungan dengan cara ini maka
DOC akan sesegera mungkin mengoptimalkan fungsi-fungsi organ pencernaan
sehingga kandungan kuning telur sebagai cadangan makanan akan segera terserap
habis, karena jika kuning telur tidak segera terserap habis maka akan
mengganggu pertumbuhan DOC itu sendiri.
Kandungan nutrisi pakan pada
berbagai fase untuk induk ayam. Masing-masing tertera pada tabel 37 Namun
demikian jika membeli pakan jadi maka masing-masing merek pakan yang tersedia
pasaran juga sedikit berbeda.
Langkah-langkah
untuk menjaga kualitas pakan
· Pengujian pakan pada laboratorium yang bersertifikat
resmi setiap pergantian jenis pakan, merek atau pembelian pakan dalam jumlah
besar. Periksa kondisi fisik pakan saat penerimaan pengiriman pakan
· Lakukan manajemen fist in first out (FIFO). Pakan
yang pertama kali datang harus lebih dulu digunakan.
· Penyimpanan yang baik seperti pemberian alas
(pallet) pakan, kelembaban gudang yang baik, temperatur dan entilasi yang baik.
(secara rinci akan dijelaskan pada bab Pakan)
·
Berikan ransum secara periodik, saat masa awal pemberian setiap 2-3 jam,
sedangkan pada ayam dewasa 2-3 kali perhari.
·
Untuk meningkatkan nafsu makan dilakukan pembalikan atau mengosongkan
tempat ransum pada siang hari
·
Jika terjadi penurunan konsumsi pakan kita harus cepat mengevaluasi
penyebabnya dan segera mengatasinya.
Table 37. Nutrisi
Pakan Induk
|
|
starter
|
grower
|
layer
|
Kadar air
|
%
|
14
|
14
|
14
|
ME
|
Kkal/kg
|
2975
|
2875
|
2750
|
protein
|
%
|
18-20
|
16
|
17-18
|
lemak
|
%
|
2,5-7
|
2,5-7
|
2,5-7
|
SK
|
%
|
6,5
|
7
|
7
|
Ca
|
%
|
1,2
|
1,2
|
3,25-4
|
P
|
%
|
0,65-0,9
|
0,6-0,9
|
0,6-0,9
|
lysin
|
%
|
0,9
|
0,65
|
0,78
|
Methinoin
|
%
|
0,4
|
0,3
|
0,38
|
Beberepa perusahaan pembibitan membuat panduan
pemberian pakan. Pedoman tersebut hanya sebagai perkiraan saja karena banyak
faktor yang berpengaruh yang perlu dipertimbangkan. Faktor tersebut misal jenis
strain DOC, kualitas pakan, temperatur sekitar lokasi di luar kandang, dll.
Jadi pemberian pakan lebih mempertimbangkan target pertumbuhan sesuai dengan
umur ayam. Tabel 38 menunjukkan kebutuhan pemberian pakan dari umur 1 sampai 18
minggu.
Tabel 38.Pemberian Pakan
Umur (mg)
|
ISA brown (gram/hari)
|
Hyline brown
|
Hisex brown
|
Lohman brown
|
1
|
11
|
13
|
10
|
12
|
2
|
17
|
20
|
21
|
17
|
3
|
25
|
25
|
26
|
22
|
4
|
32
|
29
|
31
|
29
|
Sumber:
manual ISA, Hyline, Hisex dan lohman Brown, 2008
1.6. Pengaturan Cahaya
Pemberian cahaya pada periode starter
bertujuan untuk memacu pertumbuhan dan agar ayam dapat mengenal lingkungannya
dengan baik. Faktor yang penting dalam program penacahayaan adalah lama waktu
penyinaran, besarnya intensitas cahaya dan kapan pencahayaan tersebut
dilakukan. Intensitas cahaya yang diberikan antara 20-40 lux. Program
pencahayaan untuk ayam periode starter disajikan pada Tabel 39. Pada
minggu pertama diberikan cahaya selama 24 jam, dengan tujuan agar anak ayam
mudah mengenali tempat pakan, tempat air minum dan memacu pertumbuhan.
Pada
saat ayam berumur 1-14 hari, tirai penutup kandang yang berwarna putih dalam
keadaan tertutup dan tirai yang berwarna hitam dalam keadaan terbuka sehingga
cahaya luar dapat masuk. Pada malam hari, pencahayaan dilakukan menggunakan
lampu. Setelah ayam berumur 15 hari tirai penutup dalam keadaan tertutup dan
1-2 kipas dinyalakan. 1 jam 30 menit disarankan menambah cahaya pada waktu tengah malam.
Pada prakteknya
setiap pembibit menerapkan metode yang berbeda. Misal pada doni farm, setelah
ayam berumur 15 minggu maka lama pencahayaan hanya mengandalkan sinar matahari
(12 jam). Tidak perlu penambahan cahaya
lampu pada malam hari, dengan tujuan untuk menghambat dewasa kelamin dini dan
mencegah ayam kegemukan dengan mengurangi waktu makan ayam
Black
out (ruangan dibuat setengah gelap) pada umur 15-17 minggu untuk mengontrol
hormon reproduksi sehingga kematangan organ reproduksi serentak.
Tabel 39. Program Pencahayaan Periode Starter (Intensitas
40 lux)
Umur (hari)
|
Lama Penerangan (jam/hari)
|
1-3
|
24
|
4-7
|
22
|
8-14
|
20
|
15-21
|
19
|
22-35
|
18
|
36-49
|
17
|
50-63
|
16
|
64-77
|
15
|
78-91
|
14
|
92-5% bertelur
|
Cahaya
alami atau 12 jam.30 menit
|
5% bertelur
|
14 jam,+ 1 jam, 30 menit
|
30% bertelur
|
15 jam +1 jam 30 menit
|
60% bertelur
|
16 jam + 1 jam 30 menit
|
Setelah 60%
|
16 jam +1 jam 30 menit
|
Sumber:
Hendric Genetic, 2008,
Perhitungan jumlah lampu yang
dibutuhkan untuk satuan luasan kandang daat dihitung berdasarkan lus kandang,
intensitas cahaya, daya lampu dan faktor konstanta. Berikut ini adalah rumus
perhitungan jumlah lampu:
Σ lampu = luas kandang x
intensitas cahala/watt lampu xK faktor
K faktor merupakan konstanta yang
nilainya tergantung daya lampu yang digunakan.
Watt
|
15
|
25
|
40
|
60
|
100
|
K
|
3,8
|
4,2
|
4,2
|
5,0
|
6,0
|
Contoh:
·
luas kandang
100 m2,
·
daya lampu
100 watt,
·
intensitas
cahaya 20 lux,
·
nilai K 6,0
jumlah lampu yang digunakan = 100 X 20/100 X 6 = 3,3
dibulatkan 4 lampu
1.7. Mengontrol Pertubuhan Ayam
Penimbangan
ayam dilakukan setiap minggu secara acak dengan sampel 10% dari jumlah ayam.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf (2001), bahwa penimbangan dilakukan
secara acak dengan jumlah sampel kurang lebih 10% dari populasi ayam.
Penimbangan dilakukan sebelum ayam diberi makan.
Tujuan
penimbangan ini adalah untuk mengetahui bobot badan anak ayam sehingga
pengontrolan bobot badan dan tingkat keseragaman ayam pada periode starter
dapat dicapai. Anak ayam yang berbobot badan kecil dan lemah dipisah pada brooder
yang berbeda untuk diberi perlakuan yang intensif.
Memasuki
minggu ke-4 maka dapat dilakukan penimbangan secara random kurang lebih 20%
untuk mengetahui uniformity ayam. Dan segera dipisahkan untuk ayam yang
beratnya dibawah standar untuk dilakukan treatment perpanjangan pemakaian pakan
starter. Keseragaman berat ayam minimal 70% pada umur 3-10 minggu, dengan penyimpangan
berat ayam ± 10%. Sedangkan pada umur 15 minggu keseragaman ayam harus mencapai
75%. Standar berat ayam untuk berbagai strain ayam berbeda. Rata rata berat
ayam umur 4 minggu, untuk ayam betina 280 gram dan ayam jantan 290 gram.
Pencapaian berat badan standar menjadi tolok ukur
keberhasilan produksi telur. Berat badan yang berlebih dapat mengganggu pada
fase berikutnya. Saluran pencernaan dan saluran reproduksi telur dapat
terganggu karena adanya timbunan lemak. Timbunan lemak dapat mengganggu pertumbuhan
saluran reproduksi telur. Pada masa produksi dapat menyebabkan prolapse yaitu
keluarnya sebagia saluran reproduksi yang mengakibatkan kematian. Saluran
reproduksi menjadi kurang elastis, sehingga pada saat pelepasan telur posisi
saluran telur tidak bisa msuk kembali. Kondisi ini akan menarik ayam lain untuk
mematuknya, terjadi pendarahan dan akhirnya ayam mati.
Pertumbuhan yang terlalu kecil juga tidak baik.
Telur yang dihasilkan akan ukurannya kecil dan masa rentang produksi telur
lebih pendek dari ayam yang berat badannya mencapai standar.
Pertumbuhan tulang ayam akan mencapai sempurna pada
umur 12 minggu. Keterlambatan pertumbuhan pada umur sebelum 12 minggu bisa
diperbaiki, sebaliknya setelah 12 minggu tidak bisa diperbaiki karena pertumbuhan
tulang sudah berhenti. Pertumbuhan
tulang ayam juga faktor yang penting, karena pada masa produksi telur sebagian
Kalsium (Ca) untuk pembentukan kerabang telur akan diambil dari kerangka ayam.
Jika pertumbuhan tulang kurang baik maka dapat terjadi kasus lumpuh layu.
Jika terjadi ketidak seragaman pertumbuhan ayam,
maka harus dilakukan evaluasi terhadap beberapa hal
·
Jumlah dan distribusi tempat pakan dan minum. Apakah jumlahnya cukup,
dalam arti semua ayam mempunyai kesempatan makan dan minum. Distribusi temapat
pakan dan minum juga perlu dikaji, jika distribusi tidak merata maka ayam akan
berebut dalam makan dan minum. Konidisi ini dapat mengganggu pertumbuhan ayam.
·
Kepadatan ayam dalam kandang. Kepadatan yang teralu tinggi akan
menyebabkan ayam berdesakan sehingga tidak nyaman dan pertumbuhan terganggu.
Kepadatan yang teralu longgar juga menyebabkan ayam terlalu banyak bergerak,
yang mengakibabtkan ayam kurus.
·
Kualitas ransum. Ransum dengan energi yang tinggi dapat menyebabkan
kegemukan. Kandungan protein yang terlalu rendah dari standar dapat menyebabkan
pertumbuhan yang lambat.
·
Konsumsi pakan juga harus dievaluasi apakan cara pemberian pakan baik,
jumlahnya cukup dan apakah nafsu makan ayam baik.
·
Adanya serangan penyakit.
·
Kualitas potong paruh. Pemotongan paruh yang kurang baik akan mengganggu
ayam pada saat makan.
·
Terjadinya stress pada ayam akibat lingkungan yang kurang nyaman atau
perlakuan yang kurang sesuai dari peternak.
Dengan mengetahui penyebab keterlambatan pertumbuhan
atau terlalu cepat, maka kita dapat memberikan perlakuan untuk mengontrol
pertumbuhan dengan akurat. Kesalahan evaluasi menyebabkan diagnosa penyebab
yang tidak tepat. Program perbaikan yang salah tidak memperbaki pertumbuhan
bahkan dapat memperparah pertumbuhan ayam.
1.8. Pemotongan Paruh
Tujuan
potong paruh adalah mengurangi resiko dari effek sifat kanibalisme, efisiensi
pakan dengan mengurangi pakan yang tumpah dan memacu pertumbuhan. Pemotongan
paruh pertama dilakukan pada anak ayam umur 10 hari dan kedua pada umur 8-10
minggu bila perlu.
Keuntungan
pemotongan paruh pada ayam umur muda adalah ayam mudah dipegang, dapat
mengurangi pendarahan dan cekaman serta daya hidup anak ayam lebih baik dan
biayanya rendah/murah.
Pemotongan
paruh harus dilakukan oleh orang yang tampil. Kesalahan pada pemotongan paruh
akan menyebabkan ayam kesulitan makan minum dan pertumbuhan dalam kelompok
tidak seragam.
Paruh
dipotong hingga sepertiga bagian dengan menggunakan electric debeaker.
Sebelum pemotongan paruh, DOC diberi vitamin K dan antibiotik lewat air
minum. Puasakan ayam + 2 jam sebelum potong paruh dan setelah potong
paruh, feeder tray diberi pakan penuh. Sehingga tidak terlihat dasar dari
feeder tersebut.
Hal
ini dimaksudkan, bila setelah potong paruh, kemudian makan sebanyak-banyaknya
akan membantu untuk mempercepat penghentian pendarahan, namun bila pendarahan
terus berlanjut tidak ada cara lain selain ayam harus di ulang di potong dengan
cara ditempelkan saja bagian yang berdarah pada penopang pisau yang membara
Anak
ayam diberi minum dengan campuran vitamin K, kemudian esok harinya diberi
vitamin C dan vitamin K juga lewat air minum.
Metode
potong paruh:
·
Pilih
diameter lubang alat potong paruh (debeaker) yang sesuai, sehingga dapat
memotong pada posisi 2 mm dari lubang hidung
·
Pegang anag
auam dengan satu tangan, ibu jari dibeakang kepala, pegang denga lembut dengan
posisi telunjuk dibawah paruh.
·
Potong paruh
dengan sudut kemiringan 15º
·
Kontak
dengan besi pemanas selama 2-2,5 detik
·
Saran untuk operator potong paruh
·
Posisi duduk harus nyaman, sehingga pemotongan paruh untuk setiap
ayam seragam
·
Jangan buru-buru untuk mencapai target pemotongan tinggi, karena
akan menyebabkan banyak kesalahan
·
Bersihkan
pisau setelah dipakai 5000 ekor dengan amplas
·
Harus
menjamin lidah anak ayam tidak terbakar
1.9. Pengendalian Penyakit
Pengendalian
penyakit bertujuan agar ternak dalam kondisi sehat, sehingga potensi genetik
dari ayam bisa berproduksi maksimal. Jika ayam sakit dapat disembuhkan agar
sehat kembali. Program kesehatan pada ayam akan menunjang kesehatan ayam dan
memberikan ketenangan bagi peternak. Program kesehatan terdiri dari program
pengobatan, menghilangkan sumber timbulnya penyakit dan vaksinasi
1.9.1.
Program Pengobatan
Tujuan
pemberian obat adalah mencegah, mengobati dan mempercepat penyembuhan.
Masing-masing dijelaskan sbb:
·
Mencegah
Program
pemberian obat-obatan untuk tujuan mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, emeria dan parasit. Jenis dan merek obat dan merek dipasaran
untuk setiap jenis penyakit sangat banyak. Peternak dapat memberikan sesuai
dengan pengalaman, ketersediaan obat, harga obat dll.
·
Mengobati Penyakit
program
pemberian obat-obatan untuk menyembuhkan ayam yang terserang penyakit. Jenis
obat yang diberikan tergantung dari hasil diagnosa penyakit yang menyerang.
Apakah ayam terserang CRD, Colibasilosis dll.
·
Percepatan Penyembuhan
Program
pemberian obat-obatan untuk mempercepat penyembuhan penyakit atau kondisi ayam
tetap terjaga baik. Jenis obat yang diberikan biasanya vitamin dan asam amino.
·
Menghilangkan Sumber/faktor
Pendukung
Timbulnya Penyakit
Timbulnya
penyakit harus dipelajari untuk mengetahui penyebabnya. Faktor-faktor pemicu
penyebab penyakit perlu diperhatikan agar dapat diberikan tindakan yang sesuai.
Contoh pada kasus kolibasilosis, kebanyakan disebabkan oleh air minum yang
percemar bakteri koli, misalnya dengan memberi Klor pada air minum atau
sterilisasi dengan sinar ultra violet.
1.9.2.
Vaksinasi
Program
vaksinasi merupakan salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mencegah
timbulnya penyakit. Vaksinasi yang dilakukan pada periode starter
terutama untuk mencegah penyakit Infectious Bursal Disease (IBD),
Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), Coccidiosis serta
Avian Influenza (AI). Vaksinasi disetiap daerah bisa berbeda tergantung
dari jenis penyakit mana yang sering timbuh wabah. Di daerah yang jumlah
peternak ayamnya banyak cenderung lebih rentan penyakit daripada daerah yang
terisolir (terpencil) yang jarang jumlah peternak ayamnya. Sebagai pedoman program
vaksinasi lengkap seperti tertera pada Tabel 40.
Tabel 40
Program Vaksinasi PS Layer
Minggu
|
Hari
|
Vaksi
|
Aplikasi
|
1
|
1
|
ND
IB (VH Strain dan H-120)
|
Eye
drop
|
|
5
|
Coccivac
|
Spray
pakan
|
2
|
14
|
IBD
ND AI killed
|
Cekok
& Inject dada kiri
|
3
|
19
|
ND
Lasota
|
Cekok
|
4
|
23
|
IBD
II intermediate
|
Cekok
|
5
|
35
|
NDIB
dan ND killed
|
Cekok
& Inject dada kanan
|
6
|
42
|
DOX
+ AE live
|
Tusuk
Sayap
|
7
|
49
|
ILT
live
|
Cekok
|
8
|
56
|
Coryza
I
|
Inject
paha kiri
|
9
|
63
|
ND
IB (lasota dan H-120)
|
Drinking
water
|
12
|
84
|
AI
killed II
|
Inject
paha kanan
|
13
|
91
|
NO
EDS IB killed
|
Inject
paha kiri
|
14
|
98
|
ND
IB (lasota dan H -120)
|
DW
|
15
|
105
|
Coryza
II
|
Inject
Paha kanan
|
18
|
126
|
ND
IB (conecticut massachute)
|
DW
|
19
|
133
|
ND
IB killed
|
Inject
paha kiri
|
21
|
147
|
AI
killed III
|
Inject
paha kanan
|
23
|
161
|
ND
clone
|
DW
|
28
|
196
|
ND
clone
|
DW
|
33
|
|
ND
clone
|
DW
|
38
|
|
ND
clone
|
DW
|
40
|
|
ND
IBD killed
|
Paha
kiri
|
42
|
|
AI
killed IV
|
Paha
kanan
|
Ket :
1. reva cc ND lasota tiap 5 mgg
2. AI killed ke IV, tergantung hasil titer
3. Vaksinasi POX + AE, jadi 1 vaksin
Program
pencegahan penyakit dilaksanakan dengan biosecurity yang ketat dan
program vaksinasi. Biosecurity yang dilakukan perusahaan yaitu
menggunakan satu pintu untuk keluar masuk perusahaan yang dilengkapi dengan
ruang semprot untuk mencegah terbawanya bibit penyakit, pegawai kandang
menggunakan pakaian khusus yang diganti pada ruang sanitasi utama, melewati
ruang sanitasi pada setiap pintu unit kandang, pencelupan kaki dan cuci tangan
ke dalam air desinfektan sebelum masuk ke dalam kandang.
Bahan
sanitasi yang digunakan dari jenis bahan septi guard semacam lysol
dengan bahan aktif glutaraldehyde 30%, isopropanol 5%, amnium
quartener 20%. Cara mengencerkan yaitu dengan dosis 1 ml dalam 4 liter air. Jenis sanitasi ini biasanya digunakan
untuk cuci tangan dan celup kaki sebelum masuk ke dalam kandang, sedangkan
untuk peralatan dengan dosis yang dipakai adalah 1 ml air dalam 2,5 liter air.
Pencegahan masuknya bibit penyakit kedalam areal
usaha peternakan merupakan upaya untuk menjaga kesehatan ayam kita. Upaya ini
harus dilakukan secara nyata dan konsisten atau terus menerus. Beberapa langkah
yang dapat dilakuakan adalah:
·
Sanitasi dengan memelihara kebersihan di dalam dan sekitar kandang dengan
larutan khlorine dengan dosis 5 ml per 5 liter air. Tujuan sanitasi adalah menekan
semaksimal mungkin populasi dan tingkat keganasan kuman penyakit
·
Melakukan desinfeksi untuk membunuh kuman sehingga populasi dan tingkat
tantangan kuman penyakit dapat dikendalikan
·
Hindari masuknya pullet yang berasal dari lokasi yang problem penyakitnya
komplek atau tidak diketahui sumbernya
·
Menjaga hewan lain tidak memasuki usaha peternakan kita, karena hewan
tersebut dapat membawa bibit penyakit
·
Melakukan kontrol terhadap semua kendaraan yang masuk kepeternakan kita
dengan melakukan penyemprotan. Kendaraan yang berasal dari lokasi yang
terjangkit penyakit sedapat mungkin dihindari.
·
Membatasi lalulintas orang yang keluar masuk areal peternakan, terutama
orang luar dan juga menghimbau serta memberikan pengertian pada operator
kandang yang menagani ayam sakit agar tdak masuk kandang ayam yang sehat atau
melakukan kontak langsung dengan operator lainnya
·
Memisahkan pemelihraan ayam fase produksi
dengan ayam remaja guna mencegah penularan penyakit dari ayam yang lebih
tua kepada ayam yang masih muda dan sebaliknya
1.10. Pengelolaan Ayam Jantan
Pada minggu pertama ayam jantan dan betina dipisah,
sedang pada minggu kedua dicampur. Disarankan untuk mencampur jantan betina
secepat mungkin untuk menjaga daya hidup, produksi dan menghindari stres
(cekaman) akibat sosialisasi ayam jantan betina, namun saat ini yang terjadi di
lapangan, jantan dan betina tidak dipisah sejak DOC.
Beberapa breeder mengaplikasikan metode yang
berbeda. Ayan jantan dan betina tidak dipisah sejak DOC sampai di afkir.
Prosentase ayam jantan pada umur 1 hari + 14
-16% dari jumlah ayam betina, dan tidak dilakukan seleksi pada fase starter dan
grower. Ketika ayam betina mulai bertelur, ayam jantan diseleksi menjadi 10%.
Ayam jantan yang belum dewasa, bentuk dan berat tidak sesuai dikeluarkan. Ukuran
ayam yang terlalu besar atau terlalu kecil
dikeluarkan. Ayam dengan bentuk kaki jelek, dan hasil pemotongan paruh jelek diafkir.
Ayam jantan yang terlalu cepat dewasa akan mengejar
betina sehingga mengganggu pertumbuhan ayam betina . disararankan memisahkan
30% ayam jantan pada kandang terpisah dari ayam betina. Setelah ayam betina
dewasa penuh campurkan ayam betina dan jantan. Ayam jantan yang agresif juga
harus dipisahkan untuk kemudian dicampur lagi pada fase layer.
1.11. Seleksi Ayam
Seleksi bertujuan untuk memilih ayam yang baik dan
memisahkan ayam yang tidak baik. Pada akhir minggu ke 4 dilakukan seleksi ayam,
ayam yang sakit, cacat dan ukuran terlalu kecil dapat dipisahkan dari ayam yang
sehat dan normal.
1.12. Rekording
Data pemeliharaan ayam pada masa starter dicatan
dalam buku recording. Adapun data-data yang dicatat meliputi: jumlah ayam,
kematian, catatan pengelolaan kesehatan, pakan yang diberikan dan berat ayam.
2. Fase Grower
Fase
grower untuk berbagai strain ayam berbeda. Perjuangan untuk mencapai performa produksi layer masih
panjang. Tujuan pada fase grower adalah pengembangan kerangka, berat badan,
keseragaman dan saluran pencernaan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pengaturan
kepadatan ayam yang sesuai, kondisi kandang, pengaturan cahaya, pemotongan
paruh, manajemen pemberian pakan yang baik.
2.1. Kandang dan Peralatan
Pengaturan
dan kebutuhan tempat pakan-minum fase grower
untuk masing-masing strain berbeda, contoh untuk strain ISA Brown
tertera pada tabel 41.
Tabel 41. Kebutuhan Kandang dan Peralatan umur 4 – 16
Minggu
Unsur (Unggas)
|
5 – 10
|
10 – 17
|
Kepadatan (ekor/m2)
|
12
|
10
|
Suplai Air (ekor/tempat minum)
|
75
|
75
|
Suplai Pakan (ekor/tempat pakan bulat)
|
25
|
22
|
Cm tempat pakan through
|
5
|
7
|
Sumber Manual ISA Brown, 2008
2.2. Program Pemberian Pakan
Batasan
diet pakan yang disarankan disesuaikan dengan evaluasi perkembangan kerangka
tubuh dan berat badan pullet. Pada fase ini pkan diganti dengan pakan grower.
2.2.1. Pakan Starter
Pakan
starter diberikan dari umur sehari sampai umur 4 minggu, tetapi dapat
diperpanjang sampai umur 5-6 minggu, untuk mengamankan perkembangan kerangka.
Perkembangan kerangka utamanya terjadi pada umur 8 minggu pertama pada periode
pemeliharan.
2.2.2. Pakan Grower
Pakan
grower disarankan untuk diberikan antara umur 6 minggu, sampai 10 minggu.
Tetapi dapat diperpanjang sampai umur 11-12 minggu untuk mengamankan
pertumbuhan. Pada masa indukan juga bertujuan untuk mengembangkan saluran
penernaan, pakan grower kandungan energinya tinggi harus tidak diberikan
setelah umur 12 minggu.
2.3. Teknik Pemberian Pakan
Teknik
pemberian pakan antara umur 5-16 minggu dirancang untuk menghindari residu
partikel kecil dan merangsang pertumbuhan tembolok dengan konsumsi pakan secara
cepat
2.3.1. Menjamin Tidak ada Sisa Pakan
Ayam
lebih suka makan biji-bijian, mereka akan mulai makan partikel yang lebih besar
pada pakan, dan partikel halus tertinggal di tempat pakan. Jika pakan yang
halus tidak dikonsumsi maka ayam akan kurang pakan, untuk itu usahakan temapat
pakan sampai kosong baru diisi dengan pakan yang baru.
2.3.2. Makan dengan Cepat
Tembolok
adalah organ penyimpan makanan. Hal ini memungkinkan ayam makan cukup pada sore
hari untuk menyediakan energi pada malam hari. Peningkatan konsumsi pada masa pre layer, tergantung
dengan perkembangan tembolok. Kecepatan makan ayam tergantung dari jenis dan
bentuk pakan. Untuk memacu makan dengan cepat disarankan pemberian pakan 2-3
jam sebelum gelap, sehingga pada pagi hari ketika mulai terang ayam akan makan partikel
halus sisa pakan malam. Cara ini dapat dilakukan secara rutin pada umur 4-8
minggu. Pada umur 10-12 minggu jarak pemberian pakan diatur dengan memberi
pakan berikutnya setelah 2-3 jam tempat pakan kosong.
2.3.3. Pengembangan
Saluran Pencernaan
Pertumbuhan yang baik dan peningkatan konsumsi pakan
yang cepat tergantung pada perkembangan saluran pencernaan khususnya tembolok.
Pakan yang baik dan penambahan grit/kapur akan membantu perkembangan tembolok.
Penyediaan grit 3-10 minggu dengan dosisi 3 gram perekor dan ukuran partikel
2-3 mm. Setelah 10 minggu diberikan 4-5 gram dengan partikel 3-5 mm, serta 50%
sumber pakan Ca diberikan secara terpisah dengan ukuran partikel 2-4 mm.
2.4. Pengaturan Cahaya
Pemeliharaan pullet (grower) memerlukan cahaya
terang dan gelap. Efek pencahayaan akan memacu pertumbuhan hormon LH
(Lituinezing hormone dan FSH (folikel stimulating hormon) yang mempengaruhi
saluran reproduksi. Disamping Kondisi
gelap akan memacu perkembangan kuning telur dan hormon LH. Namun yang penting
kondisi gelap akan menghambat dewasa kelamin dan memperpanjang masa produksi
telur. Adapun pengaturan cahaya pada peroide grower tertera pada tabel 43
Setelah
DOC mulai tumbuh besar mencapai bobot 500 gram pada umur 6 minggu untuk strain Hyline brown maka ayam-ayam tersebut
telah dikelompokkan pada fase grower dimana pada fase ini mulai dominan
pembentukan otot-otot tulang yang akan membentuk “frame” dari ayam layer
tersebut. Sehingga pada fase inipun harus disesuaikan pakan yang akan
diberikan.
Tabel 42 Pemberian Pakan
Umur (minggu)
|
ISA brown (gram/hari)
|
Hyline brown
|
Hisex brown
|
Lohman brown
|
5
|
37
|
33
|
35
|
36
|
6
|
42
|
37
|
39
|
44
|
7
|
48
|
41
|
43
|
51
|
8
|
50
|
46
|
46
|
56
|
9
|
54
|
51
|
49
|
61
|
10
|
58
|
56
|
52
|
65
|
11
|
61
|
61
|
54
|
68
|
12
|
64
|
66
|
56
|
70
|
Pakan
grower mengandung protein besar 2750 – 2800 kkal. Dan pada fase ini kalsium
yang diberikan sebagian berbentuk granular kurang lebih 3 mm. Pemberian sumber
kalsium dengan ukuran tersebut bermanfaat untuk perkembangan gizzard yang lebih
baik.
Tabel 43. Pengaturan Pemberian Cahaa Pullet
(Grower)
Umur (minggu)
|
Lama (Jam)
|
Lampu hidup
|
Lampu mati
|
|
20
|
10 malam
|
6 sore
|
|
19
|
11 malam
|
6 sore
|
|
18
|
12 malam
|
6 sore
|
|
17
|
1 pagi
|
6 sore
|
|
16
|
2 pagi
|
6 sore
|
|
15
|
3 pagi
|
6 sore
|
|
14
|
4 pagi
|
6 sore
|
|
13
|
5 pagi
|
6 sore
|
|
12
|
6 pagi
|
6 sore
|
|
12
|
6 pagi
|
6 sore
|
Sumber Hendric Genetic, 2008
2.5.
Pengaturan Pertumbuhan Ayam
Pada
umur 4 minggu sebaiknya emua ayam ditimbang 100% dari populasi, keseragaman
minimal 85% dan diupayakan terus meingkat 90% pada masa pre-layer. Selanjutnya
penimbangan dilakukan setiap minggu dengan sample antara 5-10% populasi
tergantung keseragaman pada penimbangan sebelumnya. Hasil penimbangan dicocokan
dengan standar berat ayam pada berbagai umur seperti tertera pada tabel 44.
penimbangan ayam sebaiknya dilakukan pada sore hari dan dilakukan secara
individu.
Tabel 44. Strandar
Berat Ayam Berbagai Strain
Umur (mg)
|
Hyline brown (gram)
|
Lohman brown (gram)
|
Hysex brown (gram)
|
ISA brown (gram)
|
|
380-390
|
320
|
360
|
380-400
|
|
480-500
|
400
|
440
|
470-500
|
|
580-620
|
510
|
520
|
560-590
|
|
680-750
|
620
|
600
|
650-680
|
|
770-860
|
740
|
680
|
740-775
|
|
960-1080
|
890
|
760
|
830-865
|
|
1050-1170
|
940
|
845
|
920-960
|
|
1130-1250
|
1040
|
930
|
1010-1050
|
|
1210-1310
|
1130
|
1020
|
1095-1140
|
|
1290-1370
|
1220
|
1110
|
1180-1230
|
|
1360-1430
|
1300
|
1200
|
1265-1320
|
|
1430-1490
|
1380
|
1300
|
1350-1410
|
|
1500-1540
|
1440
|
1400
|
1430-1505
|
|
|
1500
|
|
1500-1600
|
Sumber
manual hysex, hyline, lohman dan ISA 2008
2.6. Pemotongan Paruh Kedua
Pada
fase ini bila perlu dilakukan potong
paruh yang kedua. Bisa dilakukan antara umur 8 – 10 minggu. Lebih cepat dilakukan potong paruh maka akan lebih memudahkan pencapaian
feed intake dan tentunya target bobot badan juga mudah didapat. Memasuki umur
12 – 13 minggu maka ayam dara tersebut sudah siap untuk dipindahkan ke kandang
batere.
2.6.1. Sebelum Pemotongan Paruh
·
Jangan
memotong paruh pada ayam sakit atau stress akibat vaksinasi
·
Tambahkan
vitamin K, 48 sebelum dan sesudah potong paruh pada air minum
·
Periksa alat
potong paruh: temperatur, pisau dll
2.6.2. Pada Saat Pemotongan Paruh
·
Tempat duduk
operator harus nyaman, sehingga dapat memotong dengan baik dan seragam
·
Jangan
buru-buru, karena akan meningkatkan kesalahan dan hasil tidak seragam
·
Bersihkan
pisau potong dengan amplas setelah dipakai 5000 ayam atau ganti sesudah dipakai
20.000 a.d 30.000 ayam
·
Pastikan
lidah ayam tidak terbakar
2.6.3. Setelah Pemotongan
·
Perbanyak
air minum
·
Pastikan
jumlah pakan pada tempat pakan cukup banyak, minimal seminggu setelah
pemotongan paruh, untuk memudahkan ayam makan
2.7. Seleksi Ayam
Seleksi
ayam pullet bertujuan memilih ayam yang baik dan mengeluarkan (mengafkir) ayam
yang jelek. Kriteria seleksi didasarkan pada sbb:
2.7.1. Ukuran Terlalu Kecil
Ayam
yang ukurannya terlalu kecil (jauh menyimpang dari standar berat ayam) dapat
diafkir. Dengan mata telanjang akan nampak ayam yang ukurannya kerdil atau
dengan bantuan alat timbang yang presisi.
2.7.2. Sakit
Ayam-ayam
yang tidak menunjukan karekterisitik ayam petelur yang baik dapat diafkir.
Karakteristik tersebut mata sayu, kelamin sekunder tidak berkembang, pial dan
jengger tidak berwarna merah.
2.7.3. Cacat
Ayam-ayam
yang menyimpang dari ciri-ciri normal dapat diafkir. Ciri-ciri tersebut antara lain bulu, bentuk kaki, kepala,
ayam kejantan-jantanan dll.
2.7.4.
Penyimpangan Warna Bulu
Pada
ayam petelur tipe coklat, induk
jantan
berwarna coklat, sedang indukbetina berwarna putih. Warna pada anak kebalikan
DOC jantan putih dan betina coklat. Hal ini diciptakan agar memudahkan seleksi
DOC ayam atau yang dikenal dengan auto sexing. Ayam-ayam yang warnanya
menyimpang diafkir, misal ayam induk jantan tetapi warna bulunya hitam maka
akan diafkir.
2.8. Recording
Data pemeliharaan ayam pada masa starter dicatan
dalam buku recording. Adapun data-data yang dicatat meliputi: jumlah ayam,
kematian, catatan pengelolaan kesehatan, pakan yang diberikan dan berat ayam.
2.9. Prelayer
Memasuki
fase pre-layer (menjelang bertelur) maka pakan yang diberikanpun harus sesuai
yaitu protein minimal harus 17% dengan energi minimal 2700 kkal. Energi disini
lebih rendah dikarenakan agar tidak terjadi timbunan lemak berlebih di
abdominal maupun di saluran reproduksi, selain itu kalsium yang disediakan
minimal 2% dengan proporsi yang berukuran 3 mm lebih dari 60%. Pada fase ini
diharapkan adanya peningkatan kepadatan asam amino. Dengan tercukupinya kebutuhan
asam aminonya maka ayam akan bertelur tepat waktu dan dapat mencapai puncak
produksinya sesuai dengan standar yang dikeluarkan dari perusahaan pembibitan
ayam
Pada
umur ini bisa dikatakan awal persiapan bertelur. Dan kondisi ini mengharuskan
agar konsumsi pakan minimal mencapai 80 gram/ekor/hari. Dengan pencapaian
konsumsi pakan harian maka akan mendorong kematangan reproduksi saat mulai
menginjak umur 16 minggu.
Kematangan
reproduksi ini dapat dilihat dengan kondisi jengger dan pial yang berwarna merah
darah. Warna merah itu diakibatkan dari aktivitas hormon-hormon reproduksi. Dan
sebaliknya jika warnanya lebih pucat maka disarankan untuk melakukan treatment
penambahan mineral Se dan Vit E untuk memacu kematangan reproduksi yang lebih
baik. Selain itu untuk memacu kinerja hormon reproduksi maka dapat dilakukan
dengan perlakuan intensitas penyinaran yang baik.
3. Pemeliharaan
Ayam Periode Produksi
Pemeliharaan
ayam periode produksi (layer) dimulai pada saat ayam berumur 18- 21 minggu
hingga ayam afkir atau berumur 65-80 minggu. Pemeliharaan ayam pada periode ini
ditujukan untuk mendapatkan ayam yang
memiliki penampilan optimum, baik dari segi kesehatan, produksi telur dan konversi pakan yang baik.
3.1. Pemindahan ke Kandang Bertelur
Pemindahan dari kandang grower ke kandang layer akan menyebabkan stres pada ayam. Untuk itu
harus dikerjakan secepat mungkin, idealnya diselesaikan dalam waktu satu
hari. Periode antara pullet sampai
puncak produksi akan meningkatkan konsumsi pakan, yang diperlukan ayam untuk
pertumbuhan sampai mencapai berat dewasa, diperlukan untuk mecapai puncak
produksi, dan mencapai pertambahan berat telur yang cepat.
3.1.1. Umur Pemindahan
Umur untuk melakukan pemindahan disarankan pada
minggu ke 16 atau umur 15 minggu. Untuk mengurangi stres pada ayam disarankan;
·
Pemindahan dilakukan sebelum ayam bertelur pertama kali. Perkembangan
saluran reproduksi terjadi pada 10 hari sebelum bertelur pertama kali, sehingga
pada umur 119 hari semua ayam sudah dikandang layer.
·
Program vaksinasi dilaksanakan
seminggu sebelum ayam dipindah ke kandang layer
·
Pemberian obat cacing diberikan 3 hari sebelum ayam dipindah
·
Pemindahan yang terlambat atau terlalu lama dapat menyebabkan tertundanya
waktu bertelur pertama, kematian yang lebih tinggi dan meningkatnya ayam
betelur di lantai.
3.1.2. Pengangkutan
Penanganan ayam pada saat penangkapan, menaikkan ke
alat transportasi dan mengangkut ke lokasi kandang produksi disarankan untuk
memperhatikan hal-hal sbb:
·
Saluran pencernaan kosong, tetapi disediakan tempat air minum sebelum
diangkut
·
Pilih waktu pemindahan pada cuaca yang baik
·
Keranjang (crates) peralatan dan kendaraan pengangkut harus dibersihkan
dan sudah di desinfektasi.
·
Sirkulasi udara pada pengangkutan harus baik, hindari pullet terkena
aliran udara langsung. Container harus diisi dengan jumlah ayam yang sesuai,
jangan terlalu padat terutama untuk pengangkutan jarak jauh
·
Hindari kendaraan berhenti untuk hal-hal yang tidak penting
3.1.3. Pencahayaan
Segera setelah ayam masuk kandang produksi (postal)
harus dilatih agar segera menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Disarankan untuk memberi cahaya selama 22 jam
pada hari pertama masuk kandang produksi (postal), hal bertujuan untuk
memudahkan ayam menemukan tempat pakan dan minum. Jika diperlukan intensitas
cahaya dinaikkan selama 4-7 hari. Setelah itu program pencahayaan kembali ke
pola normal.
3.2. Kandang dan Peralatan
Kandang
yang digunakan untuk pemeliharaan ayam induk dalam bentuk postal.
3.2.1. Ruang
Tempat Pakan dan Minum
Kepadatan
ayam disarankan 6 ekor per meter persegi. Tempat minum 70 ekor pertempat minum.
Tempat pakan 20 ekor untuk setiap tempat pakan bulat. Sangkar bertelur 5 ekor
per-unit sangkar.
3.2.2. Sekat
Disarankan
untuk menyekat kandang ayam untuk setiap 500-600 ekor. Tinggi penyekat minimum
60 cm.
3.2.3. Slats
Alas
kandang sebagan dipasang slat (alas) untuk memudahkan ayam masuk ke sangkar
bertelur. Ketinggian slat 60 cm, slat yang lebih tinggi akan meningkatkan
jumlah ayam yang bertelur di lantai/litter. Tenggeran ayam dibuat diatas slat.
Umumnya slat dibuat dari bahan plastik.
3.2.4. Tenggeran
Tenggeran
diperlukan untuk mengurangi agresifitas ayam, pemasangan tenggeran diatas slat,
untuk membantu menjaga kondisi litter tetap baik. Jarak antar tengeran adalah
40 cm. Bahan tenggeran bisa dibuat dari kayu atau bambu.
3.2.5. Sangkar Bertelur
Sangkar
untuk bertelur harus diatur merata dalam kandang. Bahan sangkar dapat dibuat
dari kayu atau seng/besi. Untuk menjaga kualitas telur sangkar dialasi dengan
jerami. Ukuran sangkar 35 x 35 x 40 cm, setiap sangkar dapat digunakan oleh 4-5
ekor ayam.
Peternak
harus memindahkan ayam yang bertelur di lantai ke sangkar. Agar ayam tidak
tidur disangkar maka sangkar dapat ditutup pada malam hari. Kemudian pada waktu
ayam akan bertelur sangkar dibuka lagi.
3.3. Kegiatan Harian
3.3.1. Mengecek Kondisi
Pada pagi hari peternak/teknisi perlu mengecek
kandang, apakah ada ayam mati , ayam sakit, juga keamanan kandang, apakah
terjadi pencurian, tempat pakan dan minum. Setiap kejadian harus dicatat pada
buku recording atau dilaporkan ke manager farm. Misal terjadi ayam sakit atau
mati harus dicatat dan dilakukan tindakan lanjutan. Pakan yang tersisa banyak
pada tempat pakan juga salah satu indikasi tingkat konsumsi rendah, bisa
disebabkan oleh adanya penyakit. Atap kandang juga harus diperiksa apakah ada
kebocoran tidak. Kebocoran atap kandang
akan menyebabkan ayam kehujanan yang dapat mengganggu kesehatan ayam.
3.3.2. Memberi Pakan dan Minum
Membersihkan tempat air minum, memberi minum dan
memberi pakan untuk porsi pagi hari. Pada siang hari dilakukan perataan pakan
pada tempat pakan, dan mengecek ketersediaan air minum. Setelah ayam diberi
makan maka petugas akan mengumpulkan telur ayam, pengumpulan dilakukan 3 kali
dalam sehari.
3.3.3. Menjaga Kebersihan Sekitar Kandang
Kebersihan sekitar kandang harus dijaga untuk
mengurangi resiko penyakit. Sampah, limbah lainnya harus dibersihkan dan
ditampung pada tempat sampah yang khusus. Hewan asing juga harus dijaga agar tidak
masuk ke lokasi peternakan ayam, karena dapat membawa sumber penyakit ayam.
3.3.4. Mengatur Cahaya
Setiap hari teknisi harus mengatur penambahan cahaya
yang diperlukan. Pada peternakan modern, penambahan cahaya dapat diprogram,
dengan timer sehingga lampu akan menyala dan mati secara otomatis sesuai dengan
yang kita kehendaki. Pada peternakan konvensional penambahan cahaya dilakukan
secara manual, dengan menghidukpak dan mematikan lampu, dengan durasi sesuai
yang dikegendaki.
3.4. Pemberian Pakan dan Minum
Ayam
yang sudah masuk kandang
batery
harus diberi kesempatan minum, sebalum diberi pakan. Pemberian minum terebih
dahulu untuk mengatasi dehidrasi ayam pada saat dipindahkan. Dehidrasi dapat
terjadi antara 0,3-0,5% cairan tubuh perjam perjalanan, namun tergantung cuaca
pada saat pemindahan, makin panas cuaca maka tingkat dehidrasi makin tinggi dan
sebaliknya. Tunggu 3-4 jam untuk memberi pakan, periksalah apakah semua ayam
bisa minum. Untuk kandang dengan tempat minum tipe niple, untuk mengajari ayam
minum, lakukan peningkatan tekanan pada pipa, sehingga niple sedikit bocor dan
ayam mengetahui dimana ada air dan harus minum. Tempat pakan dan minum harus
dibersihkan sebelum ayam masuk.
Penggantian
jenis pakan dari pakan grower ke pakan layer dilakukan pada saat ayam sudah
bertelur 2%. Pertumbuhan tulang medular sebagai tempat cadangan kalsium yang
diperlukan untuk pembentukan kerabang telur terjadi 2 minggu bertelur
pertama. Kandungan pakan layer harus
cukup mengandung pospor dan kalsium untuk mencegah ayam kekurangan mineral.
Konsumsi
pakan sangat penting untuk diperhatikan pada periode layer, terutama
program konsumsi pakan menjelang puncak produksi. Jumlah pakan yang diberikan
disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisi pada pakan periode layer
yaitu protein 17,5% dan energi metabolisme 2.750 kkal/kg. periode dari bertelur
pertama kali sampai puncak produksi konsumsi pakan harus ditingkatkan sampai
40%. Kenaikan jumlah pakan harus mencukupi kebutuhan gizi ayam untuk produksi
telur dan pertumbuhan. Pemberian pakan dapat menggunakan saran dari produsen
pembibitan seperti tertera pada Tabel 45
rekomendasi pemberian pakan.
Untuk
meningkatkan selera makan dan konsumsi pakan bebarapa saran di bawah ini dapat
dilakukan:
·
Menjaga
temperatur pada saat periode grower dengan layer tidak jauh berbeda
·
Minimalkan
variasi perubahan temperatur
·
Pencahayaan
usahakan 16 jam sampai puncak produksi
·
Dapat
diterapkan program penambahan cahaya pada tengah malam untuk memberi pakan
ekstra dari jam 1.30-jam 2 pagi.
·
Pemberian
pakan sedikit-demi sedikit untuk mencegah ayam memilih partikel yang besar
·
Program
pemberian pakan usahakan 60% porsi pakan dimakan pada 6 jam pagi hari,
kosongkan tempat pakan selama 2-3 jam pada siang hari, kemudian berikan sisa
porsi pakan (40%) pada sore hari.
·
Ukuran
partikel pakan harus sesuai 80% besarnya parikel, diameternya antara 0,5-3,2 mm
Tingkat
konsumsi air minum ayam harus dimonitor setiap hari. Konsumsi air minum
memiliki hubungan dengan tingkat produksi, jumlah pakan yang dikonsumsi dan
temperatur lingkungan. Ayam yang
kekurangan air minum akan menyebabkan produksi telur menurun akibat
terganggunya proses metabolisme.
Jumlah
konsumsi air minum pada periode layer yaitu 2,2-2,5 kali dari jumlah
konsumsi pakan. Setiap hari tempat air
minum dibersihkan, dan diisi dengan air minum yang bersih. Peternak harus
menjamin agar selalu tersedia air minum pada tempat minum ayam.
Tabel 45.
Pemberian Pakan Berbagai Strain Coklat
Umur (mg)
|
ISA
|
Hy- line
|
Hysex
|
Loh-man
|
Umur (mg)
|
ISA
|
Hyline
|
Hysex
|
Loh-man
|
18
|
81
|
83
|
82
|
84
|
51
|
112
|
112
|
113
|
117
|
19
|
85
|
86
|
92
|
|
52
|
112
|
112
|
113
|
117
|
20
|
95
|
89
|
98
|
100
|
53
|
112
|
112
|
113
|
117
|
21
|
105
|
92
|
100
|
106
|
54
|
112
|
112
|
113
|
117
|
22
|
109
|
95
|
104
|
109
|
55
|
112
|
112
|
113
|
117
|
23
|
111
|
98
|
106
|
112
|
56
|
112
|
112
|
113
|
117
|
24
|
112
|
100
|
108
|
115
|
57
|
112
|
112
|
113
|
117
|
25
|
113
|
103
|
110
|
117
|
58
|
112
|
112
|
113
|
117
|
26
|
114
|
105
|
112
|
117
|
59
|
112
|
112
|
113
|
117
|
27
|
114
|
106
|
114
|
117
|
60
|
112
|
112
|
113
|
117
|
28
|
114
|
108
|
115
|
117
|
61
|
112
|
112
|
113
|
117
|
29
|
114
|
108
|
115
|
117
|
62
|
112
|
112
|
112
|
117
|
30
|
114
|
108
|
115
|
117
|
63
|
112
|
112
|
112
|
117
|
31
|
113
|
109
|
115
|
117
|
64
|
112
|
112
|
112
|
117
|
32
|
113
|
109
|
115
|
117
|
65
|
112
|
112
|
112
|
117
|
33
|
113
|
110
|
115
|
117
|
66
|
112
|
112
|
112
|
117
|
34
|
113
|
110
|
115
|
117
|
67
|
112
|
112
|
112
|
117
|
35
|
113
|
110
|
115
|
117
|
68
|
112
|
112
|
112
|
117
|
36
|
113
|
110
|
115
|
117
|
69
|
112
|
112
|
112
|
117
|
37
|
113
|
111
|
115
|
117
|
70
|
111
|
112
|
112
|
117
|
38
|
113
|
111
|
115
|
117
|
71
|
111
|
112
|
112
|
117
|
39
|
113
|
111
|
115
|
117
|
72
|
111
|
112
|
112
|
117
|
40
|
113
|
111
|
115
|
117
|
73
|
111
|
112
|
111
|
117
|
41
|
113
|
111
|
114
|
117
|
74
|
111
|
113
|
111
|
117
|
42
|
113
|
111
|
114
|
117
|
75
|
111
|
113
|
111
|
117
|
43
|
113
|
111
|
114
|
117
|
76
|
111
|
113
|
111
|
117
|
44
|
113
|
111
|
114
|
117
|
77
|
111
|
113
|
111
|
|
45
|
113
|
111
|
114
|
117
|
78
|
111
|
113
|
111
|
|
46
|
113
|
111
|
114
|
117
|
79
|
111
|
113
|
111
|
|
47
|
113
|
111
|
114
|
117
|
80
|
111
|
113
|
111
|
|
48
|
113
|
111
|
114
|
117
|
|
|
|
|
|
49
|
113
|
111
|
114
|
117
|
|
|
|
|
|
50
|
112
|
111
|
114
|
117
|
|
|
|
|
|
Sumber: Manual Lohman, ISA, Hysex dan Hy-line, 2008
Konsumsi
air minum ayam tergantung dari temperatur diluar kandang, dan kelembaban udara.
Semakin tinggi emperatur maka semakin banyak air diperlukan utnuk menjaga
temperatur badan ayam. Untuk itu sebaikanya air diberikan secara tidak terbatas
(ad libitum). Untuk menghitung air yang perlu disediakan
peternak, dapat kita gunakan pedoman sbb:
Tabel 46. Kebutuhan Air Minum
Temperatur kandang (*C)
|
Periode grower (ml/ekor/ hari)
|
Periode layer (ml/ekor/ hari)
|
15
|
60,8
|
210
|
20
|
64,6
|
205
|
25
|
87,4
|
230
|
30
|
114,0
|
320
|
Misal: kita punya ayam 10.000 ekor, dengan temperatur
lingkungan 30*C, maka air yang dibutuhkan =10.000 x 320 ml = 3.200.000 ml
(3.200 liter). Pada daerah yang panas seperti di Indonesia disarankan untuk
memberikan air yang dingin pada ayam, untuk menjaga air agar tetap dingin
sebaiknya penampung air jangan kena sinar matahari secara langsung, atau dengan
cara dibuatkan peneduh.
Kebutuhan
air pada tablel 46 dihitung berdasar kondisi temperatur 20-25*C, semakin tinggi
temperatur semakin tinggi kebutuhan air minumnya. (Cari literatur indonesia
please)
3.5. Pengaturan Cahaya
Tujuan
penambahan cahaya (selain cahaya matahari) adalah Memacu pertumbuhan pada saat
awal bertelur, mengontrol daya hidup ayam, meningkatkan kualitas kerabang
telur.
Ayam
yang berumur 17 minggu ampai puncak produksi, konsumsi pakannya akan meningkat
sampai 40-50%. Nutrisi tersebut diperlukan untuk mengejar pertumbuhan, puncak produksi dan
berat telur Pada saat bertelur pertama kali. Disarankan memberi cahaya minimal
15 jam perhari mulai saat pertama bertelur sampai bertelur 50%. Penambahan 3
jam cahaya disarankan setelah hari mulai gelap, segera nyalakan lampu untuk
menambah cahaya. Program dapat dilakukan sampai umur ayam 30 bulan, jika berat
badan dan konsumsi pakan mencapai target, maka pencahayaan bisa dihentikan.
Untuk menjaga kualitas telur penambahan cahaya dapat diberikan lagi pada umur
45 minggu. Pada cuaca panas penambahan cahaya tengah malam disarankan untuk
memperkuat kondisi ayam. Jika dimungkinkan
disarankan untuk mendistribusikan pakan setelah lampu dihidupkan pada malam
hari.
Tabel 47. Kebutuhan Air Minum
umur (minggu)
|
liter/100 ekor
|
ml/ekor/hari
|
1
|
2,9
|
29
|
2
|
5,7
|
57
|
4
|
10
|
100
|
6
|
11,4
|
114
|
8
|
12,9
|
129
|
10
|
14,3
|
143
|
12
|
15,7
|
157
|
14
|
15,7
|
157
|
16
|
17,1
|
171
|
18
|
18,6
|
186
|
20
|
21,4
|
214
|
>25
|
26,5
|
265
|
3.6. Penimbangan
Penimbangan
dan seleksi bobot badan dilakukan secara teratur satu minggu sekali dengan
mengambil sampel 5 - 10% dari jumlah seluruh ayam. Penimbangan bobot badan pada
periode layer dimaksudkan untuk mengontrol bobot badan.
Penimbangan
dilakukan sebelum ayam diberi makan dengan menggunakan timbangan gantung
(salter) yang berkapasitas 5 kg dengan cara mengikat kedua kaki pada posisi
kepala ayam berada di bawah.
3.7. Koleksi dan Penanganan Telur
Tujuan
pemeliharaan ayam untuk memperoleh telur tetas optimum yang bersih, bebas
retak, dan berat minimum . telur tetas beratnya minimum 52 gram. Telur yang
diambil telur tetas minimum berumur 24 minggu. Telur yang terlalu berat daya
tetasnya rendah. Berat telur >70 gram tidak dikategorikan sebagai telur
tetas.
Upaya
menjaga agar telur tidak terlalu besar dapat dilakukan :
·
Pada saat
ayam bertelur 5%, dilakukan penimbangan ayam. Ayam yang terlalu besar akan
bertelur besar juga.
·
Kandungan
minyak pakan yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan danmenaikkan berat
telur. disarankan menggunakan minyak jenuh pada formulasi pakan
·
Pengurangan
asam amino akan menghasilkan telur yang lebih kecil, tetapi jumlah telur
menurun. Disarankan tidak mengubah komposisi asam amino.
·
Setelah umur
40 minggu, energi pakan dapat diturunkan 50 kkal/kg agar berat telur stabil.
Sebelum
mengambil telur petugas harus mencuci tangan dengan sabun. Pengambilan telur
dilakukan secara manual dengan tangan. Alat yang digunakan bisanya troli untuk
mengangkut dan egg tray untuk menampung telur. telur harus dipegang dengan
hati-hati, berdasarkan pengelaman kerusakan telur yang paling banyak disebabkan
oleh kecerobohan operator. Kecerobohan operator dapat menyebabkan telur jatuh, terantuk
benda hingga retak. Penyusunan egg tray yang tidak tepat juga dapat menyebabkan
kerusakan telur.
Sangkar
harus dijaga kebersihan dari kotoran, telur retak harus dengan segera.
Frekuensi pengambilan telur minimal sehari 4 kali, yaitu ada pagi, siang dan
sore hari. Pengawasan yang ketat harus dilakukan pada saat pengambilan telur
utuk mengurangi kerusakan telur dan keamanan telur dari pencurian oleh
karyawan. Telur yang kondisinya rusak parah ditinggal dikandang sedang yang
rusak ringan atau cacat fisik diambil untuk nantinya diseleksi.
Telur
yang dilantai disarankan untuk tidak dipilih sebagai telur tetas. Tetapi dengan
alasan ekonomi dapat ditetaskan kalau telur bersih dan cepat diambil. Disrankan
untuk tidak mencampur telur kotor dan bersih. Telur-telur yang sudah terkumpul kemudian diangkut ke
tempat penyortiran dan gudang penyimpanan. Penyortiran atau seleksi telur
berdasarkan kerusakan dan konsisi fisik yang tidak normal. Cacat telur tersebut
dapat berupa bentuk tidak normal, terlalu kecil, retak/pecah, kuning telur
ganda, kerabang terlalu tipis, dll. Berat telur standar antara 63-64 gram.
Telur yang cacat, rusak atau kotor dipisahkan, kemudian
dijual sebagai telur konsumsi. Pembeli
kebanyakan tukang kue, bahkan dibeberapa peternak telur dipecah dan diambil
isinya saja. Jadi penjualan telur sudah tanpa kerabang. Telur yang baik
ditimbang, asil penimbangan dicatat dan telur disimpan dalam gudang penyimpanan
telur. Pada allas gudang telur harus diberi pallet agar telur tidak lembab.
Temperatur dan kelembaban didalam gudang telur harus baik. Ventilasi udara
cukup, cahaya yang masuk cukup.
Telur yang sudah terseleksi kemudian difumigasi. Bahan
fumigasi dapat menggunakan cholrin dioksida 80 ppm atau formalin. Embryo
berkembang pada suhu >22*C. Untuk itu telur yang sudah bersih kemudian
disimpan diruangan yang ber AC, dengan suhu 15-18*C untuk menghambat tumbuhnya
bakteri dan perkembngan embryo. Penyimpanan ini bersifat sementara, menunggu
telur diangkut ke tempat penetasan. Fumigasi dapat dilakukan segera setelah
keluar dari ayam. Bahan yang digunakan dengn fromalin 30% dan KmnO4 (Kalium
Permanganat) 20 gram untuk setiap 1 m3 ruang. Lama fumigasi 20 menit.
3.8. Indikator Produksi
Indikator
produksi dapat dilakukan dengan menghitung henday dan hen house. Masing-masing
dijelaskan sbb:
3.8.1. HD (Hen Day)
Hand
Day merupakan salah satu
indikator
produksi telur. Cara menghitung HD adalah dengan membandingkan jumlah produksi
telur dengan jumlah ayam yang hidup pada hari itu. Sehingga bisa menggambarkan
produksi nyata dari ayam yang hidup.
HD =
jumlah telur/jumlah ayam x100%
3.8.2. HH (Hen House)
Hen
house merupakan indikasi produksi yang mengukur produksi berdasarkan jumlh ayam
pada awal masa produksi
HH
= jumlah produksi telur x 100%
Jumlah ayam
awal produksi
Tujuan HH untuk mengetahui potensi strain yang
dipelihara..
3.8.3. Pengukuran Efisiensi Produksi
Usaha peternakan ayam petelur memerlukan efisiensi
produksi agar menguntungkan. Pengukuran yang penting apakah efisien dalam
penggunaan pakan. Efisiensi ini diukur dengan membandingan telur yang
dihasilkan dengan pakan yang dikonsumsi ayam. Hal tersebut dikenal dengan
konversi ransum.
Produksi Telur dan Konvesi Pakan
Konversi ransum = pakan yang dikonsumsi untuk
menghasilkan telur/ telur yang diproduksi (kg)
masing-masing strain memberikan standar konversi pakan
yang berbeda, untuk itu peternak perlu membandingkan konversi pakan sesuai
dengan strain dan umurnya. Tabel konversi pakan untuk setiap strain telah di
bahas pada pemeliharaan ayam petelr final stock.
3.9.
Performansi Induk Petelur
Setiap strain ayam akan memberikan performansi yang
berbeda anata satu strain dengan strain lainnya. Bahkan untuk strain yang sama
dengan manajemen yang berbeda dapat memberikan performansi yang berbeda pula.
Sebagai gambaran rata-rata performansi induk ayam petelur sampai umur 65 minggu
sbb:
Jumlah telur : 258 butir/induk
·
Telur tetas
226 butir/induk
·
Jumlah DOC
betina 35%
·
doC betina
yang bisa djual 91 ekor/induk
·
berat telur
63,9 gram
·
kematian max 9%
·
bert betina
1950 gram
·
berat ayam
jantan 2730 gram
·
konsumsi
pakan 120 gram/ekor/ hari
3.9.1. Evaluasi Produksi
Tabel produksi tersebut diatas
merupakan hasil penelitian didaera
subtropil (seperti eropa dan Amerika). Dimana kelembaban relatuf rendah
(<65%) dengan rata-rata temperatur 22-28*C, yang berbeda dengan kondisi
Indonesia dengan kelembaban 85% dan temperatur rata-rata diatas 30*C. sehingga
pada kondisi riil, produksi ayam kita berbeda dengan standar yang dikeluarkan
oleh perusahaan pembibitan. Namun demikian tabel produksi tersebut dapat
dipakai sebagai pedoman, yang dengan pengalaman peternak dalam memelihara akan
dikoreksi sehingga cocok dengan kondisi Indonesia. produksi telur harus
dievalausi setiap minggu, setiap penyimpangan produksi haru dianalisa dan
dilakukan tindakan koreksi untuk memperbaikinya. Penyebab penurunan produksi
antara lain :
·
Koreksi Pakan
Pakan yang diberikan dievalausi
kualitas dan kuantitas yang diberikan. Evalausi kualitas dapat dilakukan dengan
mengambil sampel pakan dan dilakukan
analisa proximat di laboratorium. Jika nutrisi pakan tidak sesuai dengan
standar dapat dilakukan perbaikan kualitas pakan, dengan mengganti pakan yang
standar. Jika perusahaan
membuat pakan sendiri mak dilakukan perbaikan formulasi pakan. Evaluasi kuantitas
pakan yang diberikan dapat dilihat dari data catatan (Recording) jumlah pakan
yang diberikan. Jika jumlahnya kurang banyak maka dilakukan koreksi penambahan
jumlah pakan. Dalam beberapa kasus ayam hanya makan partikel yang besar saja
(jagung) sedang parikel halus tidak termakan, padahal pada partiukel halus
terkandung protein (tepung ikan dan kedelai) dan vitamin serta mineral.
Akibatnya ayam menjadi defisiensi nutrisi pakan. Peternak harus menjamin agar
semua bagian pakan dimakan oleh ayam.
·
Koreksi
Penyakit
Produksi telur yang dibawah
standar juga dapat disebabkan adanya penyakit. Untuk itu peternak harus
mengawasi kondisi ayam setiap hari, setiap didapati gejala penyakit harus
diikuti dengan diagnosapenyakit. Lakukan tindakan pencegahan preventif melalui
sanitasi, dan biosekurity serta pengobatan (kuratif) sesuai dengan penyakit
yang diderita.
·
Koreksi
Teknisi Kandang
Perlakuan yang kasar dari
teknisi kandang akan menyebabkan ayam stress. Ayam yang stress akan menurun
produksi telurnya. Faktor penyebab stres lainnya adalah tempatur kandang yang
terlalu padas, hujan yang terus menerus, suara bising (gaduh) ataupun binatang
pengganggu lainnya. Jika didapati faktor tersebut harus segera dilakukan
tindakan koreksi untuk menaikkan produksi telur.
·
Koreksi
Pencurian
Pencurian telur dapat
terjadioleh pegawai internal maupun pencuri dari luar yang masuk kedalam usaha
ayam kita. Jika didapat kejadian tersebut harus dilakukan tindakan pencegahan
dengan pengawasan pegawai yang lebih ketat, dan perbaikan fasilitas keamanan
seperti pagar, dan petugas keamannnya.
3.9.2. Pencegahan Penyakit
Program
sanitasi dan vaksinasi masih dilakukan hingga ayam afkir. Sanitasi yang
dilakukan sama dengan periode sebelumnya. Program vaksinasi yang dilakukan pada
periode layer, sebagian besar merupakan vaksinasi ulang yang telah
dilakukan pada periode sebelumnya.
Keberhasilan
vaksinasi dinilai dengan cara pengambilan sampel darah 20 ekor ayam secara acak
pada setiap kandang. Sampel darah tersebur akan diperiksa di laboratorium.
Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui titter antibodi yang terbentuk
pasca vaksinasi.
3.10. Pengafkiran Ayam
Pengafkiran
pada prinsipnya mengakhiri pemeliharaan ayam petelur pada kondisi yang sudah
tidak menguntungkan. Keuntungan
dihitung dengan mengitung pendapatan dikurangi biaya produksinya, jika
pendapatan lebih kecil dari biaya produksi maka sudah tidak menguntungkan.
Secara
garis besar pengafkiran ayam dilakukan jika produksi telur < 50%. Umur pada
waktu pengafkiran bervariasi tergantung strain ayam, manajemen pemeliharaan,
kualitas pakan dan kondisi kesehatan ayam. Rata-rata pada saat ayam berumur 65
minggu mulai dievaluasi performasinya.
Keputusan
untuk pengafkiran ayam atau melanjutkan pemeliharaan ayam walaupun produksi
sudah rendah, ditentukan beberapa faktor:
3.10.1. Harga
DOC
Pada
saat harga DOC mahal, peternak sering mempertahankan ayam petelurnya walaupun
tingkat produksi sudah rendah. Harga yang mahal tersebut masih menutupi biaya
produksi telur. sebaliknya pada saat harga DOC murah, walupun produksi telur
masih tinggi, peternak sering menjual ayamnya, untuk menguragi kerugian yang
berlanjut karena biaya sudah lebih besar dari harga telur.
3.10.2. Harga
Pullet Baru
Harga
pullet baru yang mahal juga menyebabkan peternak masih mepertahankan ayam yang
tua walupun keuntungan sangat kecil. Pada saat kebutuhan pullet tinggi biasanya
harga ayam juga naik. Kenaikkan ini yang menjadi alasan petrnak menunda
peremajaan ayamnya, peternak akn membeli pullet pada saat harganya stabil
(turun)
3.10.3. Ketersediaan
Modal
Peternak ayam petelur sering dihadapkan pada
kurangnya modal pada saat ingin meremajakan ayamnya. Kurangan modal ini bisa
terjadi karena peternak harus pinjam modal, jadi menunggu kredit cair.
Kekurangan modal menyebabkan peternak menunda peremajaan ayamnya dengan pullet
yang baru.
3.10.4. Pengafkiran Ayam
Jika peternak tidak ingin melkukan force moting maka
keputusan pengafkiran dilakukan baik secara serempak (seluruhnya) atau bertahap
sedikit demi sedikit. Pada pemeliharan dengan kandang batery maka mudah untuk
mengontrol produkdifitas telur, ayam yang sudah tidak produkstif dapat
diseleksi utntuk diafkir. Ayam hidup dapat dijual dengan harga yang rata-rata
harganya tidak berbeda jauh dari harga ayam broiler. Namun pada peternak besar bisanya dilakukan
pengafkiran secara serentak untuk memudahkan pemasukan ayam yang baru.
Pengambilan ayam dari kandang disarankan untuk dilakukan pada malam hari untuk
mengurangi stress, dan dapat diberi cahaya yang agak redup atau warna biru supaya
ayam tenang,
3.10.5. Recording
(Pencatatan Produksi)
Rekording diperlukan sebagai alat bantu manajemen
usaha ayam petelur. Data-data yang dicatat
akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkan pengelolaan ayam
selanjutnya. Adapun data-data yang diperlukan meliputi:
3.10.6. Ayam
Data
ayam yang perlu dicatat populasi, kematian ayam, produksi telur, telur yang
rusak, berat badan ayam, ayam yang afkir (culling)
3.10.7. Pemeliharaan
Data yang diperlukan: pemberian
pakan, vitamin, program vaksinasi, ayam sakit, pengobatan ayam, sanitasi, dll
Lembar Aplikasi Konsep
Perusahaan pembibitan ayam ras
ada yang membeli parent stock dan grand
parent stock . Parent stock akan menghasilkan final stock yang dijual ke
peternak, sedang grand parent stock akan menurunkan parenstock. Jika kita
membeli parent stock ayam broiler sebanyak 1.000 ekor, hitunglah berapa DOC
yang dapat dihasilkan dan layak jual.
Lembar Pemecahan Masalah
Telur
tetas yang disimpan pada suhu
ruangan
akan cepat rusak dan daya tetasnya menurun. Penyimpanan sebaiknya pada suhu
15-18*C. Coba diskusikan hal tersebut, mengapa dapat terjadi.
Lembar
Pengayaan
1. Perbandingan jantan dan betina induk ayam
untuk pembibitan :
a. 10%
b. 20%
c. 5%
2. Berat telur tetas ayam tipe sedang yang
dikehendaki antara :
a. 50 gram
b. 63-66 gram
c. 80
gram
3. Umur pemindahan ayam fase grower ke fase
layer pada umur :
a. 15-16 minggu
b. 12 minggu
c. 18 minggu
4. Setiap sangkar bertelur dapat dimanfaatkan
ayam sebanyak :
a. 10 ekor
b. 5 ekor
c. 2 ekor
5. Sebelum telur tetas disimpan perlu dilakukan
:
a. fumigasi
b. vaksinasi
c. dehidrasi
Sumber:
- Caturto Priyo Nugroho dan Mujiono, 2008. Agribisnis Ternak Unggas, Direktorat Pembinaan SMK, Kemdikbud RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar